PWMU.CO Kesungguhan seorang anak dan pentingnya doa seorang ibu terhadap kesuksesan disampaikan oleh Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik Dr Muhammad Arfan Muammar MPdI dalam sambutannya pada acara pelepasan angkatan X SD Muhammadiyah 2 GKB (BerLIAN School) Jawa Timur, Sabtu (29/06/24) di Hall Aston Inn Gresik.
Berkaitan dengan cita-cita lulusan kali ini yang dibacakan beriringan ketika pengukuhan angkatan X, koordinator Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Nonformal serta Lembaga Pengembangan Pesantren ini mengangkat kisah seorang anak yang berasal dari Indiana, Amerika.
Dikisahkan ada seorang anak seusia Sekolah Dasar yang pekerjaannya mengupas jagung. Ayah dan ibunya sebagai petani jagung.
“Suatu hari ketika membawa hasil jagung nya ke pasar, ia melihat buku bekas berjudul The Life of George Washington,” jelasnya.
Lanjutnya, anak ini sangat ingin membeli buku tersebut. Ia sangat suka membaca buku, namun tidak memiliki cukup uang untuk membeli buku. karena keinginan yang kuat untuk membeli buku bekas tersebut, maka ia mulai untuk bekerja mengupas jagung lebih banyak dari biasanya.
Jika ia tiap harinya ia biasa mengupas 100 biji jagung maka ketika itu ia mengupas 200 biji jagung.
“Setelah satu bulan bekerja, Alhamdulillah dia bisa mengumpulkan uang dan kembali ke pasar untuk membeli buku bekas itu,” ungkapnya.
Pria kelahiran Gresik 3 November 1984 ini lantas menyampaikan anak kecil tersebut membaca buku yang dibelinya halaman demi halaman. Setelah anak itu tuntas membaca buku itu, ia menemui teman-temannya yang juga pengupas jagung.
“Wahai teman – teman, hari ini saya mau resign dari bekerja mengupas jagung karena saya ingin menjadi presiden,” ujarnya.
“Tadi saya lihat anak-anak tidak ada yang bercita-cita ingin jadi presiden ya?,” kelakarnya mengingat cita-cita anak-anak ketika pengukuhan.
Kemudian pria lulusan S-3 UIN Sunan Ampel inimelanjutkan cerita tentang anak desa tadi. Setelah mendengar bercita-cita menjadi presiden, teman-teman sebayanya menertawakannya.
Mereka menganggap cita-cita itu terlalu tinggi.
“Bagaimana mungkin kamu hidup di desa hanya pengupas jagung bisa menjadi presiden,” menirukan kalimat teman anak itu.
Dr Arfan melanjutkan, pada akhirnya, ia pergi ke kota mengadu nasib bekerja, belajar dan seterusnya dengan hidup penuh rintangan. Diantaranya, ia mempunyai tunangan kemudian tunangannya meninggalkannya, punya empat anak kemudian meninggal semua sebelum umur 18 tahun, kecuali satu orang.
“Ia kalah di parlemen berkali-kali, ia dicalonkan di parlemen jadi kalah lagi, jadi kalah lagi dan seterusnya. Pada akhirnya pada saat umur 60 tahun, ia terpilih menjadi presiden yang ke-16 Amerika Serikat,” tuturnya
“Siapakah anak itu? ia adalah Abraham Lincoln,” tambahnya.
Setelah menyampaikan sepenggal kisah hidup Abraham Lincoln tersebut, Dr Arfan memberikan pesan penting kepada para lulusan angkatan X Berlian School.
“Karena cita-citanya tinggi dan ia terus mengejar cita-citanya, ia berhasil mencapai apa yang dicita-citakan, maka anak-anak tadi yang bercita-cita menjadi pengusaha ada yang menjadi dokter, teruslah mengejar itu InshaAllah Allah akan mengabulkan entah di usia ke berapa tergantung usaha dan upaya kita dan tentunya adalah doa kedua orang tua”, pesannya.
Terkhusus Dr Arfan mengingatkan pentingnya doa seorang ibu. “Seorang ibu itu harus kuat berlama-lama duduk di atas sajadah, bermujahadah bangun malam mendoakan anak-anaknya supaya bermanfaat bagi nusa dan bangsa,” pesannya.
Terakhir sebagai penutup, Dr Arfan mendoakan seluruh angkatan X tapel 2023-2024 sukses dan bisa menggapai apa yang di cita-citakan.
Penulis Anita Firlyando Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun