PWMU.CO – Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Malang kembali mengadakan pengajian pimpinan pada Jumat (05/07/2024).
Pengajian ini diadakan setiap hari Jumat pertama setiap bulannya, tema yang diusung yakni Budaya Filantropi Menguatkan Komitmen Kepemimpinan Perempuan Berkemajuan. Tema tersebut diadaptasi dari tema Milad Aisyiyah ke-107 yaitu Memperkokoh dan memperluas Dakwah Kemanusiaan Semesta.
Bertempat di Aula Graha Wiyata Praja BPSDM Provinsi Jatim, Jalan Kawi, nomor 41. Pengajian diawali dengan pembagian sembako kepada warga Aisyiyah yang membutuhkan. Pemberian sembako tersebut diwakilkan kepada masing-masing ketua PCA se-Kota Malang. Kegiatan berbagi sembako ini bekerjasama dengan Lazismu.
Dra Rukmini Amar MAP sebagai narasumber pada kajian pimpinan itu mengawali ceramahnya dengan mempertanyakan apakah selama ini bapak-bapak Muhammadiyah sudah menjadi Uswatun hasanah bagi para anggotanya, menyuruh anggota berzakat di Lazismu akan tetapi dirinya sendiri tidak memberikan uswah, tidak berzakat, berinfaq dan bershodaqoh melalui Lazismu.
“Memberi uswah tidak sama dengan menjadi uswah. Memberi uswah cukup ceramah, tapi kalau menjadi uswah memberi contoh antara ucapan dan perbuatan sama, makanya Rasulullah SAW menjadi teladan kebaikan dan menjadi uswatun Hasanah bagi para pengikutnya,” imbuhnya
TASKA adalah tabungan amal Shaleh keluarga Aisyiyah. Awal-awal berdirinya Taska, saya berdiskusi dengan Almarhum pak Yulius yang dikala itu menjadi pengurus Lazismu. Bagaimana kalau Taska kita gabung dengan Lazismu, kata almarhum, tidak usah Bu karena bapak-bapak angin-anginan, jalan terus Taskanya.
Rukmini juga menjelaskan makna Filantropi yang berasal dari bahasa Yunani, Philo berarti cinta dan tropi dari kata anthropos yang berarti manusia. Dalam kamus bahasa inggris diartikan sebagai sebuah tindakan yang memiliki tujuan untuk kemanusiaan.
Dakwah bil qalam sudah banyak, tulisan bapak-bapak Muhammadiyah sudah banyak tapi dakwah bil hal masih belum tergarap maksimal. Organisasi kita adalah organisasi dakwah, sosial dan keagamaan.
Ada 3 jenis bantuan yang biasanya diberikan oleh seorang filantropis. Bantuan-bantuan tersebut adalah :
- Pendanaan. Ini merupakan salah satu jenis bantuan yang paling umum diberikan oleh filantropis yakni pendanaan atau uang
- Waktu
- Sumber Dana
Dia juga menjelaskan bahwa Gerakan mengumpulkan jatah makan siang, Jimpitan adalah ide dari Ny Walidah untuk mengumpulkan beras. Jatah makan siang dibawa saat pengajian, maka dari itu kegiatannya selalu dibuat Senin, Kamis sehingga layak dijadikan Pahlawan Nasional.
“Aisyiyah Kota Batu mengumpulkan jatah makan siang selama bulan ramadhan bisa terkumpul sekitar 200 juta. Aisyiyah Banyuwangi mengelola fidyah untuk diberikan kepada orang miskin,” sambungnya
Mengakhiri Pemaparannya, ia menekankan bahwa melakukan pendataan jamaah aktif Aisyiyah adalah salah satu hal penting, kemudian dilakukan penataan dan pendanaan. Minimal penggunaan dana-dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) bisa menaikkan perekonomian jamaah dari status Fakir ke miskin, miskin ke Mapan.
Kegiatan pengajian ini semakin meriah dengan pembagian doorprize kepada para peserta kajian. (*)
Penulis Fatimah Azzahro Editor Ni’matul Faizah