PWMU.CO – Kepala Kepolisian RI, Jenderal Badroddin Haiti, dinilai oleh PWI Jatim sudah berhasil menunjukkan tajinya dalam menata kepolisian. Sikap kalem dan jauh dari garang, justru membuat kelahiran Paleran, Umbulsari, Jember ini, berhasil “membunuh” keraguan banyak pihak. Putra dari KH Achmad Haiti ini berhasil melampaui satu tahun jabatannya dengan sukses, sehingga layak dianugerahi Award.
Tulisan biografi singkat ini ditulis oleh Suyono HS, aktivis Muhammadiyah Jember. Sengaja ditulis sebagai salah satu persembahan warga Muhammadiyah untuk mengenang jasa-jasa para tokohnya yang baru saja wafat. Di Majalah MATAN yang diterbitkan PW Muhammadiyah Jatim, tulisan semacam ini diberi rubrik tersendiri “Tarikh”. Semacam persaksian singkat bagaimana mereka melebar-sayapkan dakwah. Khusus KH Achmad Haiti ini, MATAN telah menerbitkannya pada Edisi April 2014 silam.
(Baca:Dua Kyai Lahirkan Tokoh Nasional Penerima PWI Jatim Award)
Kiai Haji Achmad Haiti adalah salah satu sosok ulama yang konsisten mengabdikan hidupnya untuk kegiatan dakwah dan mengajarkan pendidikan agama Islam kepada para “santrinya” di masjid dan musallah di sekitar tempat tinggalnya. Bahkan dia rela meninggalkan berbagai “kenikmatan” duniawi dan memilih menghabiskan hari-hari panjangnya untuk mengurus masjid.
Bapak 10 anak –dua orang meninggal saat masih berusia muda, dan salah satunya sukses menjabat di Kepolisian Republik Indonesia, yakni Kapolri Komjen (Pol) Badrodin Haiti–, dikenal sebagai seorang ayah yang teguh pada pendirian. Dia sudah menggariskan ketetapan, bahwa seluruh anaknya harus bersekolah di lembaga pendidikan Islam atau pesantren.
Wajar kalau seluruh anaknya sempat mengenyam pendidikan di Pesantren, termasuk Badrodin Haiti yang masa kecilnya bersama kakak dan adiknya bersekolah formal sambil “nyantri” di Pondok Pesantren Baitul Arqam, Balung, Jember. Jarak rumahnya dengan pondok sejauh 8 km, ditempuh dengan mengayuh sepeda pancal pemberian orang tuanya.
selanjutnya halaman 02 …