Praktis kehidupan Kiai Acmad Haiti dihabiskan untuk kegiatan dakwah dan mendidik agama Islam kepada para santrinya. Untuk persoalan dunia, menurut Lukman, abahnya sama sekali tidak tertarik untuk menumpuk harta. Dia sempat berdagang alat-alat rumah tangga di pasar setempat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Ketika menemukan pendamping hidup, yakni Siti Amimah, gadis setempat yang kaya-raya, aktivitas Achmad Haiti tetap konsisten dalam dunia dakwah dan pendidikan agama yang dikelolanya. Buah pernikahannya dengan Siti Amimah, keduanya dikaruniai keturunan 10 orang anak, dua orang diantaranya meninggal sebelum usia dewasa.
(Baca:Dua Kyai Lahirkan Tokoh Nasional Penerima PWI Jatim Award)
Kedelapan putra-putri Kiai Achmad Haiti, antara lain Siti Halimah, anak pertama yang kini bermukim di Blitar. Kemudian disusul Lukman (PNS-Guru) tinggal di Paleran, Jember. Selanjutnya, Muhaimin (Blitar), dan Badrodin Haiti yang putra keempat. Kemudian, Nahrowi (PNS-Guru, Jember), Jamrozi (karyawan Bank-Jakarta), Siti Humaidah (Pengusaha – Jember), dan Siti Mudrikah (Wiraswasta-Jakarta).
Musuh PKI
Perjalanan dakwah KH Achmad Haiti tidaklah mudah, penuh dengan tantangan dan hambatan. Karena itu wajar, kalau dia sering berpindah tempat tinggal, mencari masjid dan mushalla yang bisa dipakai untuk berdakwah dan terutama untuk mengajar ngaji.
selanjutnya halaman 05 …