PWMU.CO – Langit kota Kediri tampak cerah, desir angin berhembus sepoi-sepoi basah, mengiringi kedatangan kereta cepat Malabar Express dari Malang kota baru, menuju stasiun kota Kediri untuk singgah sejenak pada Kamis (11/07/2024).
Jarum jam menunjukkan pukul 08.00 WIB, tampak sejumlah calon penumpang yang akan pergi ke berbagai kota, mereka antri satu persatu untuk masuk gerbong, sejurus kemudian mereka duduk di kursi kereta yang telah mereka pesan.
Penulis memilih tempat duduk penumpang EKO-1/13D dengan nomor Kereta 7013, nama kereta MALABAR (7013A) EKONOMI-S, berangkat pukul 08.06 WIB yang diperkirakan tiba di Stasiun Bandung Hall pukul 17.58 WIB.
Sesuai namanya, kereta api dengan kondektur Aben Suhanda ini, melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Jarak Kediri-Bandung sekitar 704 KM pun dapat ditempuh hanya dengan waktu 9 jam 52 menit. Padahal jika menggunakan kendaraan bus atau mobil pribadi, perjalanan membutuhkan waktu kurang lebih 23 jam.
Kondisi Kereta api tergolong bersih dan nyaman untuk perjalanan menuju Bandung Hall. Mungkin penulis akan turun stasiun Kiaracondong karena jarak stasiun ini ke universitas Muhammadiyah Bandung lebih dekat yakni, sekitar 10,6 KM atau bisa ditempuh 28 menit, sedangkan jika dari stasiun Bandung Hall menuju ke Universitas Muhammadiyah Bandung yang berada di jalan Soekarno Hatta, nomor 752 Cipandung Kidul, Bandung sekitar 17.9 km atau 45 menit perjalanan dengan naik ojek.
Sejumlah pramugari kereta api tampak melayani penumpang dengan ramah. Toilet di kereta juga sangat bersih, padahal jika menggunakan kendaraan bus, tempat istirahat dan toilet bisa menjadi persoalan tersendiri.
Yang jelas penulis merasa menikmati perjalanan dan sesekali menikmati pemandangan kanan kiri berupa gedung-gedung perkantoran, pemukiman penduduk, hutan dan perbukitan, serta hamparan luas sepanjang mata memandang.
Rombongan dari Majelis Pustaka Informasi dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur yang dipimpin oleh Arik dengan beranggotakan 14 wartawan akan mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW).
Sebagian dari mereka ada yang tiba pada hari Kamis sore (11/07/2024) seperti sdr Suparlan dari PDM Kabupaten Kediri, ada pula yang datang ke lokasi UKW pada hari Jumat pagi (12/07/2024) seperti Mohammad Ernam, Tri Eko Sulistyowati, Naimul Hajar dan Mulyanto, sedangkan untuk sdri Fatma Hajar Islamiyyah dan Waviq Amiqoh akan sampai di lokasi pada Jumat malam.
Namun, ada juga yang datang pada Sabtu pagi (13/07/2024), Taufiqur Rohman, Gondo Waluyo, Musyrifah, Estu Rahayu,Bening Satria dan Wildan Nanda Rahmatulloh.
Nama dari kereta api ini merupakan nama dari salah satu gunung. Kereta api Malabar menyiapkan kelas campuran, terdiri dari kelas eksekutif, bisnis dan ekonomi yang dihadirkan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) khusus untuk rute Bandung-Malang. Kereta api express ini menghubungkan dua kota melalui koridor utama stasiun Hall Bandung, dan stasiun Malang Kota baru.
Perjalanan lintas Kota kembang sampai kota apel ini melewati kota Kediri, adapun okupansi (jumlah unit yang terisi) kereta api Malabar cukup tinggi, yaitu rata-rata 60-80% pada hari kerja, dan 100% pada akhir pekan.
Kereta api Malabar berada dalam pengelolaan Daerah operasi 2 Bandung. Kereta yang hadir sejak tahun 2010 ini menempuh jarak 779 km dengan lokomotif baru kelas CC 206, berkecepatan 70 sampai 100 KM per jam. Hal ini yang menjadikan kereta Api Malabar memiliki durasi perjalanan kurang lebih 16 sampai 17 jam sekali jalan. Frekuensi perjalanan kereta tersedia sebanyak satu kali setiap harinya, pulang dan pergi.
Selama perjalanan, kereta api Malabar akan berhenti pada beberapa stasiun-stasiun besar utama yang menjadi persinggahan kereta. Diantaranya adalah stasiun Kiaracondong di Bandung dan stasiun Kediri.
Selain itu, kereta api Malabar juga akan singgah pada beberapa stasiun diantaranya yaitu, stasiun Cipeundeuy, stasiun Tasikmalaya, stasiun Banjar Komang, stasiun Kroya, stasiun Gombong, stasiun Yogyakarta, stasiun Solo Balapan, stasiun Paron Komang, stasiun Madiun, stasiun Nganjuk, stasiun Kertosono, stasiun Tulungagung, stasiun Blitar, stasiun Wlingi, dan stasiun Kepanjen.
Kereta api Malabar menyediakan tiket dengan harga bervariasi. Variasi harga tersebut utamanya bergantung pada jenis kelas penumpang yang dipilih. Untuk kelas eksekutif tiket tersedia dalam kisaran harga Rp365.000; sampai Rp 465.000; per penumpang.
Khusus kelas bisnis, tiket yang ditawarkan PT KAI untuk penumpang kereta api Malabar adalah kisaran Rp 270.000; – Rp 345.000; sementara untuk kelas ekonomi kisaran harga yang tersedia Rp185.000; hingga Rp 250.000; per penumpang.
Dikutip dari laman traveloka.com/id-id/kereta – api/malabar diperoleh informasi menarik tentang kereta api Malabar.
Asal Nama
Kereta api Malabar mengambil nama dari gunung Malabar. Gunung ini adalah salah satu gunung di Kabupaten Bandung Selatan yang tingginya mencapai 2.343 meter di atas permukaan laut. Menariknya, nama Malabar juga ternyata diyakini sebagian orang sebagai akronim dari jurusan akhir kereta ini yaitu Malang dan Bandung Raya.
Sejarah Kereta
Peresmian perdana kereta api Malabar berlangsung pada penghujung April 2010. Kereta ini melakukan perjalanan perdananya secara bersamaan dari kedua stasiun utamanya, yaitu stasiun hall Bandung dan Stasiun Malang.
Kereta ini disebut-sebut sebagai sebuah jawaban atas kebutuhan masyarakat pada masa itu. Mereka telah menantikan keberadaan kereta api yang bisa langsung menghubungkan antara Kota Bandung dengan Malang.
Kehadiran kereta ini menjadi pemuas yang lengkap bagi masyarakat karena mereka dapat bepergian antar kota dengan pilihan kelas yang fleksibel dan lengkap.
Rangkaian Kereta
Kereta api Malabar adalah salah satu dari sedikit kereta api dari PT KAI (Persero) yang membawa seluruh kelas dalam satu rangkaian. Kereta ini membawa satu lokomotif CC 206, tiga gerbong kereta kelas eksekutif dengan kapasitas 50 tempat duduk per kereta, dua gerbong kereta kelas bisnis dengan kapasitas 80 tempat duduk per kereta, tiga gerbong kereta kelas ekonomi AC dengan kapasitas 106 tempat duduk per kereta, 1 kereta makan dan pembangkit, serta 2 kereta bagasi.
Dengan jumlah rangkaian ini, kereta api Malabar tercatat mampu membawa penumpang hingga 628 orang dalam sekali jalan. (*)
Penulis Dahlansae Editor Ni’matul Faizah