Oleh Azrohal Hasan – Sejarawan Muhammadiyah, Dosen UM Surabaya
PWMU.CO – Organisasi Muhammadiyah adalah sebuah organisasi kemasyarakatan Islam modern tertua di Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 1912.
Kiai Dahlan sang pendiri Muhammadiyah banyak bersentuhan langsung dengan pastor gereja, bahkan ia juga pernah mengajar di Sekolah Kolonial Belanda.
Berbagai amal usaha pelayanan masyarakat milik Muhammadiyah banyak bertebaran seperti sekolah, balai pengobatan, dan panti asuhan. Kalau melihat media dakwah Kristen awal abad 20, sama gereja saat itu juga memiliki sekolah, balai kesehatan, dan panti asuhan.
Misal, di Surabaya, Poliklinik Muhammadiyah Surabaya sudah berdiri dari 14 September 1924 yang menjadi cikal bakal RS Muhammadiyah Surabaya. Pada 9 September 1920, Rumah Sakit Katolik St. Vincentius a Paulo yang lebih dikenal RKZ Surabaya sudah berdiri.
Muhammadiyah, Kristen, dan Mohammedanism
Berbagai temuan seperti itu, akhirnya penulis mendalami arti kata dengan pendekatan ilmu filologi.
Ternyata kata “Muhammadiyah” dapat diterjemahkan dengan kata “Mohammedanisme” (atau dengan ejaan-ejaan lain yang mirip) dalam beberapa bahasa Eropa yang berarti agama Islam.
Di kalangan orientalis, lama agama Islam sering disebut Mohammedanism untuk menghubungkannya kepada Pengikut Pemikiran (Isme) Mohammed (Muhammad) sebagai pembawanya.
Persis seperti kata Christianity (Agama Kristen) sebagai agama yang dibawa oleh Christ (Yesus Kristus). Dalam teologi Kristen di dunia, agama Kristen adalah Agama Pengikut Kristus, yang menjadi pembawanya dan sekaligus adalah Tuhan itu sendiri.
Sedangkan dalam teologi Islam, dari dulu hingga hari ini, Muhammad merupakan seorang manusia yang dipilih Allah SWT menjadi utusanNya kepada manusia.
Sampai hari ini belum terjawab, apakah Kiai Dahlan mengambil nama “Muhammadiyah” karena melihat makna dari kata Christianity?
Kalau mengacu arti kata Muhammadiyah yakni Pengikut Nabi Muhammad SAW, maka semua umat Islam di dunia adalah Muhammadiyah bukan? Karena umat Islam juga pengikut Muhammadiyah.
Pendalaman arti kata “Muhammadiyah” ini, seharusnya membuat kita sadar bahwa Ber-Muhammadiyah ini untuk ibadah, mengikuti ajaran Rasulullah dan mengharap ridha Allah SWT.
Bukan untuk mengagungkan, Siapa Saya? Siapa Kita? Siapa Kiai Dahlan? Tapi Siapa Nabi Muhammad SAW yang membawa cahaya terang agama Islam. (*)
Editor Wildan Nanda Rahmatullah