PWMU.CO – Andi Afrilliya Ani SIkom MIkom, Corporate Communication Kebun Raya Purwodadi yang menjadi narasumber di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Talks pada awal Juli 2024. Topik mengenai impian dan perjuangan menjadi perbincangan hangat alumnus Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi UMM ini.
Menurutnya, impian tak bisa dicapai dalam satu malam saja. Butuh banyak perjuangan serta banyak waktu untuk mencapai impian tersebut. Bermimpi boleh, namun juga harus dibarengi dengan konsistensi, perjuangan, serta doa yang tak kenal lelah untuk menggapai hal tersebut. Sebab baginya impian adalah suatu pencapaian yang didapat melalui usaha dan doa yang tiada henti
Lia, panggilan akrab salah satu lulusan terbaik UMM saat itu menceritakan bahwa pencapaian yang dimilikinya didapatkan karena kegigihan dan perjuangannya selama kuliah.
“Jadi awalnya, saya pernah bilang ke salah satu dosen UMM saat itu, bilang kalau saya akan membawa orang tua duduk di bangku VIP saat wisuda,” ucapnya.
Impiannya terwujud, IPK 3,89 membuatnya bangga dengan membawa orangtuanya duduk di bangku VIP berjajar dengan para orang tua wisudawan terbaik lainnya. Impian tersebut dapat a capai berkat konsistensinya sejak awal. Ia selalu menjadi mahasiswi yang aktif di kelas dengan mencatat, menjawab pertanyaan dosen, atau membantu teman yang kesusahan dalam mata kuliah. Semua itu ia lakukan tanpa paksaan dan dengan rasa suka cita.
Lanjutnya, untuk mencapai impiannya dapat dimulai dengan mengenali diri sendiri terlebih dahulu. Seperti hal apa yang disukai, kelebihan, kelemahan, atau hal basic untuk mengenali diri sendiri. Dapat juga dilakukan dengan menjalankan suatu hobi, melalui hobi tersebut juga dapat menjadi salah satu hal untuk menentukan impian.
Dalam mencapai impian, pasti banyak rintangan yang harus dilewati. Seperti Lia, yang menceritakan awal perjalanan karirnya sebagai corporate communication tak mudah. Setelah lulus, mulanya ia bekerja di salah satu hotel. Rintangan yang dihadapi cukup banyak lantaran dirinya baru terjun ke dunia kerja dan belum mengetahui skill mengenai dunia perhotelan. Lantas, dirinya terus belajar demi mendapat skill di dunia perhotelan.
Setelah itu, ia melanjutkan karir di salah satu galeri batik area Malang. Berbekal skill relasi dan public relation yang ia miliki selama kuliah dan bekerja di hotel, ia membuat perubahan yang cukup signifikan di galeri tersebut dengan mendatangkan banyak peminat. Kemudian ia memutuskan untuk vacum dari dunia kerja dan berfokus untuk merawat anak.
Akhirnya, berbekal pengalaman dari hotel dan galeri batik, saat ini ia dapat bekerja sebagai Corporate Communication Kebun Raya Purwodadi. Impian yang ia capai tak serta merta mudah untuk didapatkan. Banyak perjuangan dan suka duka yang harus ia lewati. “Khususnya berkorban waktu, apalagi saat itu saya kan juga mengurus anak dan bekerja. Senang iya, capek iya, banyak lah suka duka yang saya hadapi waktu itu,” sambungnya.
Intinya, dalam mencapai impian itu yang pertama adalah kenali diri sendiri, berusaha, dan tidak membuang waktu. Jangan hanya karena ada waktu senggang tidak dilakukan untuk hal produktif. Selagi masih muda, lakukan banyak hal produktif untuk menunjang skill di dunia kerja.
“Jangan bersedih atau berkecil hati jika saat ini belum mencapai impian. Cukup fokus, konsisten dan tidak memuang waktu saja maka dapat memetik hasilnya nanti. Jika masih bingung dengan passion kita, coba me time dan lakukan hal yang membuat kamu senang. Jika hal tersebut tidak ada celah, maka hal tersebut bisa jadi adalah passion kamu,” ucapnya mengakhiri. (*)
Penulis Hassan Al Wildan Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun