PWMU.CO – Sebagai salah satu kewajiban seorang muslim, rukun Islam yang kedua yaitu shalat merupakan ibadah yang tidak boleh di tinggalkan. Bahkan ketika dalam keadaan safar atau perjalanan. Seperti yang di sampaikan dalam sebuah hadits, “dari Yahya bin Yazid al-Huna’I, dia berkata: saya bertanya kepada Anas bin Malik tentang meng-qashar shalat, maka Anas menjawab; ‘apabila Rasulullah SAW bepergian sejauh perjalanan tiga mil atau tiga farsakh –Syu’bah ragu- maka Beliau shalat dua raka’at” [HR Abu Daud, HN 1015].
Inilah yang di lakukan oleh Gondo Waloyo, kontributor PWMU.CO asal kota soto Lamongan Jawa Timur, ketika berada di atas kereta api Mutiara Selatan dalam perjalanan mengikuti kegiatan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang berada di Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB) Sabtu-Ahad (13-14/7/2024).
Berangkat membersamai perjalanan kontributor asal kabupaten Gresik seperti Bening Satria Prawita Diharja asal SMP Muhammadiyah 1 (Spemutu) Gresik, Estu Rahayu asal SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik dan Musyrifah asal MI Muhammadiyah 2 (Mimdaka) Karangrejo
Tepat pukul delapan malam waktu Indonesia barat hari Jumat (12/7/2024), kereta yang mengangkut hampir 400an penumpang membelah gelapnya malam kota Madiun, pak Gondo sapaan akrabnya, yang duduk di kursi 2B melakukan tayamum dengan cara berniat dalam hati, Kemudian menempelkan kedua telapak tangan di kursi yang berada didepan. Selanjutnya kedua tangan di tiup, diteruskan dengan menyapukan ke wajah secara merata dari ujung rambut atau dahi sampai ke dagu.
Selanjutnya, ia menempelkan lagi kedua telapak tangan ke kursi depan atau kaca yang belum tersentuh, dan menyapukan tangan kanan hingga pergelangannya dengan tangan kiri dan menyapu tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan. Yang disapu atau diusap adalah punggung telapak tangan sebagaimana dijelaskan dalam riwayat yang lain dalam Shahih Bukhari
Tayamum yang di lakukan guru Sendangagung Lamongan tersebut dilakukan sebagai pengganti wudhu yang kemudian dilanjutkan shalat Maghrib tiga rakaat dan di lanjutkan shalat isya dua rakaat (jamak qashar ta’khir).
Dengan khusyuk dan khidmat, dia melaksanakan kewajiban dan menyelesaikannya dengan tumakninah. Begitupun juga ketika memasuki kota Bandung, melaksanakan shalat dua rakaat ketika masuk waktu Subuh.
Hal yang sama juga di lakukan oleh kontributor lainnya yang juga duduk bersebelahan dengan pak Gondo.
Kepada kontributor pwmu.co, bapak tiga anak ini menuturkan bahwa sudah sepatutnya sebagai seorang muslim melaksanakan kewajiban termasuk shalat meski dalam kondisi perjalanan. Karena ini merupakan bentuk ketaqwaan umat muslim kepada Allah Swt dan juga sebagai teladan bagi siswanya di sekolah
Hal senada juga disampaikan oleh Estu Rahayu, guru Ismuba Smamsatu ini pun mengamini apa yang di lakukan oleh koleganya tersebut.
“Sebagai seorang pendidikan terutama berkaitan dengan Ismuba, harus tetap melakukan syariat yang sudah diajarkan sehari-hari di sekolah,” tutupnya. (*)
Penulis Bening Satria Prawita Diharja Editor Wildan Nanda Rahmatullah