Kebahagiaan Perspektif Al-Qur’an: Walaa Khaufun ‘Alaihim Walaa Hum Yahzanuun

PWMU.CO – Dalam pencarian arti kebahagiaan, tidak sedikit orang yang menempuh berbagai jalan. Mulai dari mencari kesuksesan materi, hubungan yang harmonis, hingga pencapaian diri.

Namun, Al-Qur’an menawarkan konsep kebahagiaan yang lebih mendalam dan abadi “wala khaufun ‘alaihim wala hum yahzanuun”.

Makna Ayat dan Konsep Kebahagiaan

Kata wala khaufun ‘alaihim wala hum yahzanuun ini muncul dalam beberapa ayat Al-Qur’an, salah satunya dalam Surah Al-Baqarah ayat 62.

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَادُوْا وَالنَّصٰرٰى وَالصَّابِــِٕيْنَ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۚ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ

Ayat ini menegaskan bahwa orang-orang yang beriman, Yahudi, Nasrani, Sabi’in, yang beriman kepada Allah dan hari akhir serta yang beramal saleh, akan mendapatkan pahala dari Tuhan mereka. Mereka tidak akan merasakan ketakutan atau kesedihan.

Kebahagiaan dalam konteks ini bukanlah sekadar kebahagiaan duniawi saja, yang sifatnya sementara dan terbatas. Akan Tetapi Kebahagiaan ini adalah kebahagiaan haqiqi yang terkait erat dengan iman dan amal saleh.

Ini adalah kebahagiaan yang datang dari keyakinan akan kehadiran dan pertolongan Allah, serta dari kehidupan yang penuh makna dan tujuan yang luhur.

Kebahagiaan dan Ketenangan Hati

Ketika seseorang hidup sesuai dengan petunjuk Allah dan berusaha menjalani hidup dengan iman dan amal saleh, ia akan merasakan ketenangan hati yang mendalam.

Adapun ketenangan ini berasal dari keyakinan bahwa apapun yang terjadi dalam hidup, baik itu ujian maupun nikmat, kesenangan ataupun kepayahan, itu semuanya berada dalam pengetahuan dan kehendak Allah Swt.

Dengan demikian, seseorang tidak akan mudah merasa takut atau bersedih hati karena dia tahu bahwa ada hikmah dan kebaikan di balik setiap kejadian.

Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari

Untuk mencapai kebahagiaan seperti yang termaktub dalam “wala khaufun ‘alaihim wala hum yahzanoon,” ada beberapa langkah praktis yang bisa kita terapkan:

  1. Membangun hubungan yang erat dengan Allah melalui ibadah, dzikir, dan introspeksi. Keyakinan yang kuat terhadap keberadaan dan kasih sayang Allah akan memberikan ketenangan hati.
  2. Melakukan kebaikan kepada sesama, seperti memberikan sedekah, membantu orang lain, atau memberikan kontribusi positif dalam masyarakat. Amal saleh ini tidak hanya bermanfaat bagi orang lain tetapi juga memberikan kepuasan dan kebahagiaan bagi yang melakukannya.
  3. Menjauhi perbuatan yang dilarang oleh agama yang dapat merusak hati dan jiwa. Kehidupan yang bebas dari dosa akan memudahkan hati untuk merasakan ketenangan dan kebahagiaan.
  4. Selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah, baik yang kecil maupun yang besar. Rasa syukur akan menumbuhkan kepuasan dan kebahagiaan dalam hati.

Kebahagiaan Al-Qur’an tawarkan melalui konsep “wala khaufun ‘alaihim wala hum yahzanoon” adalah kebahagiaan yang abadi dan hakiki. Jadi orang yang bahagia adalah “mereka yang tidak bersedih terhadap apa yang sudah terjadi dan tidak pula khawatir dengan apa yang akan terjadi”.

Kebahagiaan ini tidak hanya memberikan ketenangan dan kepuasan dalam kehidupan dunia, tetapi juga membawa keberuntungan di akhirat. Dengan memperkuat iman, beramal saleh, menghindari dosa, dan selalu bersyukur, kita dapat meraih kebahagiaan yang sejati dan hidup tanpa rasa takut atau sedih.

Inilah ajakan bagi kita semua untuk terus berusaha mencapai kebahagiaan yang sejati dengan mengikuti petunjuk dari Al-Qur’an.

Penulis Muhammad Al Hafidz, Editor Danar Trivasya Fikri

Exit mobile version