PWMU.CO – Di tengah-tengah perdebatan internal Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang sedang melirik sektor ekonomi tambang, Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Ambulu bersuara dalam Festival Kaki Gunung Watu Pecah yang diselenggarakan oleh pemerintah desa ambulu, Ahad (14/7/2024).
Dengan tema “Suara Kebhinekaan dari Ambulu untuk Indonesia”, festival ini dijadikan momentum oleh generasi muda Muhammadiyah untuk menegaskan pentingnya menjaga lingkungan hidup dan menyuarakan kekhawatiran mereka tentang masa depan bumi,
Desa Ambulu mengadakan festival ini dengan fokus utama pada perayaan budaya melalui kirab Sedekah Bumi, di mana setiap RW menampilkan gunungan dari hasil bumi. Namun, di tengah gegap gempita budaya tersebut, AMM membawa misi tambahan dengan memperkenalkan gerakan “Gunungan Resik Bumi”.
Berbeda dari gunungan tradisional, gunungan ini terbuat dari sampah yang dikumpulkan dari sekitar acara. Tujuan utama gerakan ini adalah untuk menyadarkan masyarakat tentang potensi sampah yang dihasilkan dan pentingnya pengelolaan sampah.
Sebagai bagian dari kampanye lingkungan, AMM juga meluncurkan program ambisius bernama “Bank Sampah”. Program ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah dan memberikan nilai ekonomi pada sampah yang dikumpulkan. Melalui program ini, masyarakat bisa menukarkan sampah mereka dengan merchandise menarik, mendorong partisipasi aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Selama festival, AMM tidak hanya membuat gunungan dari sampah tetapi juga melakukan orasi tentang pentingnya menjaga lingkungan. Aksi sapu bersih sepanjang jalan kirab oleh AMM menarik perhatian dan apresiasi dari peserta festival. Gunungan sampah mereka menjadi pusat perhatian, dengan seniman, pejabat, dan tamu undangan yang tergerak dan mengelilingi gunungan tersebut.
Aksi AMM berhasil mencuri perhatian dan memberikan dampak signifikan. Kampanye mereka diharapkan bisa menanamkan kesadaran yang lebih dalam tentang pengelolaan sampah dan menjaga lingkungan. Peluncuran program “Bank Sampah” mendapat sambutan hangat, dengan masyarakat berbondong-bondong menukarkan sampah mereka untuk mendapatkan merchandise.
Dengan lantang, mereka menyuarakan bahwa kepedulian terhadap lingkungan bukanlah pilihan, melainkan kewajiban.
“Kami ingin Pimpinan Pusat Muhammadiyah mendengar dan mempertimbangkan suara kami. Kami tidak menolak kemajuan, tapi kami menolak kemajuan yang menghancurkan masa depan anak cucu kita,” tegas seorang aktivis lingkungan muda.
Acara ini ditutup dengan harapan agar suara pemuda Muhammadiyah dari Ambulu ini dapat menggema hingga ke pusat, menjadi pengingat bahwa tanggung jawab terhadap alam adalah bagian dari amanah yang harus dijaga bersama. Program Bank Sampah ini diharapkan menjadi contoh nyata bagaimana tindakan kecil bisa membawa perubahan besar bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai penutup kirab, Pemuda Muhammadiyah Ambulu menyanyikan lagu “Sang Surya,” menegaskan semangat dan komitmen mereka terhadap nilai-nilai Muhammadiyah dan kepedulian terhadap lingkungan.
Penulis Ghany Abdillah Ersa Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun