PWMU.CO PAUD Aisyiyah 02 Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Paciran Kabupaten Lamongan menggelar deklarasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan (PPKSP Kamis, (18/7/24). Penyelenggeraan kegiatan ini bertepatan dengan hari ke empat MPLS tahun ajaran baru.
Tujuan dari deklarasi ini tentu saja untuk melakukan upaya pencegahan kekerasan pada anak, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Ibu Sriwinarti, M.Pd yang merupakan Penilik PAUD Kec. Paciran, Ibu Dra. Hj. Hariyati Ketua 1 Pimpinan Cabang Aisyiyah Paciran, Ibu Hj. Ahil Laila, selaku pengurus PAUD ‘Aisyiyah ponpes Modern Muhammadiyah Paciran, beserta seluruh jajaran guru, dan wali siswa.
“Seperti yang kita ketahui bahwa maraknya kejadian tindak kekerasan pada anak sangat membuat kita khawatir dan resah sebagai guru, juga sebagai orang tua. Anak-anak adalah titipan dan anugerah dari Allah SWT. yang memiliki masa depan, sudah tidak relevan mendidik anak dengan kekerasan,” ungkap Ibu Khoirotun Hanik, S.Ag,S.Pd selaku kepala TK ABA 02 dalam sambutannya.
Bergerak sebagai narasumber dalam sosialisasi pencegahan dan penanganan kekerasan adalah Bunda Sriwinarti, M. Pd yang juga merupakan Penilik PAUD Kecamatan Paciran.
Dalam sesi sosialisasi ditegaskan oleh narasumber bahwa mendidik anak dengan kekerasan akan melahirkan pribadi keras pada anak. Membentuk sikap anak yang suka memukul, merusak, dan emosi anak yang tidak stabil, serta tentu saja akan meninggalkan trauma mendalam pada anak.
“Anak adalah peniru. Apa yang kita contohkan akan mereka tiru dan praktikkan. Maka menegur anak tentu ada seninya, yang sebisa mungkin tanpa melukai hati anak, tidak menimbulkan trauma, dan tidak membentuk rasa dendam amarah dalam diri anak,” jelas narasumber.
Para guru juga melibatkan partisipasi orang tua dalam agenda ini, secara simbolik para wali siswa diminta ikut serta menandatangani deklarasi pencegahan dan penanganan kekerasan di satuan pendidikan. Demikian juga dengan siswa mulai dari kelompok bermain sampai kelompok B terlihat sangat antusias memberikan cap tangannya sebagai simbol stop kekerasan.
Program ini tentu perlu diberikan apresiasi setinggi-tingginya. Harapannnya semoga dapat menginisiasi gerakan-gerakan anti kekerasan di berbagai instansi pendidikan lainnya. Sebab pendidikan memegang peranana vital dalam membangun peradaban.
Penulis; Holy Ichda Wahyuni
Editor; Uswah Sahal