PWMU.CO – Lembaga Seni Budaya (LSB) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar acara Sarasehan Seniman dan Budayawan Muhammadiyah pada Sabtu (20/7/2024) di Hall Kaliwatu, Batu. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Kemah Kreativitas Nasional Seniman dan Budayawan Muhammadiyah.
Sarasehan ini menghadirkan Dr Mikke Susanto SSn MA, kurator konsultan untuk Istana Kepresidenan RI.
Dr. Mikke Susanto berbicara tentang tugas baru yang diembannya untuk mengelola jurusan baru di Universitasnya, yaitu jurusan Tata Kelola Seni.
Pria kelahiran Jember ini menekankan pentingnya mengupayakan karya seni dan pengelolaan budaya dengan pendekatan yang berbeda dari manajemen produksi atau manajemen jasa.
“Mengelola seni atau budaya membutuhkan pendekatan yang berbeda. Kita harus menciptakan kemitraan dan berjejaring agar tidak merasa sendirian,” katanya.
Ia juga menyampaikan pentingnya strategi yang menarik untuk meningkatkan jumlah pengunjung museum dan galeri seni di Indonesia. “Di Indonesia, pengunjung museum masih rendah dibandingkan dengan negara lain seperti Singapura atau Paris,” ujar Seniman Muhammadiyah itu.
Dr. Mikke menekankan perlunya infrastruktur pendukung di bidang seni dan budaya, serta pentingnya kolaborasi antara seniman lokal dan seniman dari wilayah yang lebih luas.
“Kita harus menggerakkan ruang kebudayaan dengan gotong royong dan kerjasama,” ujar Pria kelahiran 22 Oktober 1973 ini.
Ia juga mengkritisi minimnya dukungan dari pemerintah terhadap seni dan budaya. “Mengapa kita kalah dari Korea Selatan? Karena kita belum optimal dalam mempromosikan kebudayaan kita. Kita perlu melibatkan semua pihak, termasuk pemerintah dan para kurator,” katanya.
Mikke juga menyampaikan bahwa Indonesia perlu memperkuat sumber daya manusia di bidang pengelolaan seni dan budaya. “Mari kita gerakkan anak muda kita untuk mencintai, mengelola, dan mendistribusikan seni dan budaya,” ajaknya.
Sebagai penutup, Pria lulusan S2 UGM ini menekankan pentingnya kerja sama untuk mengembangkan seni dan budaya di Indonesia, khususnya melalui Muhammadiyah.
“Kita perlu menciptakan berbagai solusi dan upaya untuk mengembangkan seni dan budaya kita,” tutup lulusan Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta ini.
Penulis/Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan