Muhsin MK (Foto: PWMU)
Muhsin MK – Pegiat Sosial
PWMU.CO – Waktu terus berputar. Ada saat waktu siang. Namun waktu siang tak selamanya. Setelah matahari terbenam masuk waktu malam. Sudah sunnatullah waktu siang bergiliran dengan malam. (Ali Imran:190).
Manusia pada umumnya menggunakan waktu malam untuk beristirahat. Mereka melakukan tidur malam untuk melepas lelah. Dengan harapan tubuh akan segar kembali di waktu pagi. Kerja di siang hari menjadi lebih bersemangat.(Ghafir:61).
Namun ada pula yang malamnya untuk bekerja mencari rezeki. Justru siang harinya untuk beristirahat. Hanya saja sebagian besar manusia menjadikan malam untuk tidur dan sebagian untuk beribadah kepada Allah.(Al Insan:25-26, Qaf:40, Th Thur:48-49).
Nilai positif malam hari
Malam hari disebutkan dalam Al Qur’an mengandung banyak nilai positif. Namun ada pula nilai negatifnya. Nilai positifnya antara lain sebagai berikut.
Pertama, waktu yang mendukung untuk melakukan ibadah salat malam. Ibadah qiyamullail atau tahajjud. (Al Isra’:79). Apalagi pada saat itu Allah sedemikian dekat dengan hamba hambanya. (Al Baqarah:185).
Kedua, mimpi yang indah dan bermakna terjadi di waktu malam. Sebagaimana Nabi Yusuf alaihisallam bermimpi tentang dirinya kelak menjadi orang berkedudukan mulia. Namun ayahnya meminta agar tidak menceritakan kepada saudara saudaranya. (Yusuf:4-5).
Ketiga, Wahyu diturunkan di waktu malam. Sebagaiman Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dalam menerima Wahyu.(Al Qadar:1).
Keempat, Lailatul Qadar (malam kemuliaan) juga berada di waktu malam di bulan Ramdhan. Saat. Itupun Malaikat Jibril turun ke bumi melaksanakan tugasnya hingga waktu Fajr. (Al Qadar:1-5).
Kelima, perjalanan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan dalam peristiwa Isra’ dan mi’raj terjadi di waktu malam. Isra’ dari Masjidil Haram di Mekkah Al Mukarramah ke Masjidil Aqsa di Baitul Maqdis Palestina.(Al Isra’:1). Kemudian beliau mi’raj menuju Sidratul muntaha. (An Nazmi:13-16).
Keenam, Allah turun ke langit dunia di waktu malam hari. Sesuai sabda Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, “Rabb kita turun ke langit dunia di waktu malam yaitu ketika seperti malam terakhir…”.(HR. Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 1808).
Ketujuh, manusia diwafatkan Allah.diwaktu tidurnya di malam hari. Kemudian mereka dibangunkan pada siang hari. (Al An’am:61).
Nilai negatif waktu malam
Selain hal hal yang positif itu ada pula negatifnya waktu malam. Oleh karena itu manusia perlu berusaha melindungi diri dari nilai negatif malam dengan tidak mengabaikan kekuasaan Allah. Nilai negatifnya berikut ini.
Pertama, kejahatan di waktu malam beraneka ragam bentuknya. Maling dan begal biasanya beroperasi di malam hari. Bukan hanya itu, kejahatan lainnya, antara lain peredaran narkoba, juga terjadi pada malam hari yang sunyi. (Al Falaq:3).
Kedua, kemaksiatan pun juga subur di malam hari. Pelacuran dan perzinahan juga terjadi pada malam hari. Rumah rumah bordil dan tempat lokalisasi pelacuran di malam hari ramai dari transaksinya.
Perjudian juga ramai di malam hari. Lihat saja pusat pusat perjudian di dunia. Aktifitasnya di waktu malam dan sepi di waktu siang. Memang setan bergentayangan pada malam hari setelah waktu Maghrib.
Sesuai sabda Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, “Setiap umatku dimaafkan kecuali yang terang terangan bermaksiat. Yaitu seseorang yang telah berbuat dosa di malam hari lantas di pagi harinya ia berkata bahwa ia telah berbuat dosa ini dan itu…”.(HR. Bukhari no. 6069 dan Muslim no 2990).
Ketiga, sihir dan santet juga terjadi di waktu malam. Orang orang yang mengirimkan sihir dan santet di waktu malam yang digunakannya pada saat obyeknya sedang tidur dan lengah. (Al Falaq:4-5).
Keempat, makar atau rencana berbuat buruk dan keji kepada orang yang dimusuhi dan dibenci juga dilakukan pada malam hari. Sebagaimana yang dilakukan oleh orang orang kafir Quraisy saat hendak membunuh Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. (An Nisa:108).
Kelima, azab dan musibah bisa terjadi di waktu malam. (Al Araf:4) Di waktu malam lebih berbahaya karena manusia tak bisa menyelamatkan dirinya. (Al Haqqah:6-8).
Editor Teguh Imami