PWMU.CO – Mahasiswa Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dzikru Izzuddin berhasil lulus tanpa skripsi berkat hafalan Al-Quran 30 juz.
Sebelumnya, Dzikru juga sering menjuarai berbagai ajang musabaqah hifdzil Quran (MHQ). Bahkan, dia mendapatkan pendanaan biaya pendidikan dari salah satu masjid di Kota Malang.
Dzikru menceritakan, setelah lulus dari pondok pesantren, dirinya mempunyai bekal hafalan 30 juz Al-Quran. Untuk menjaga amalannya, dia pun mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) UMM agar mempunyai teman dan ustadz untuk memurajaah hafalan yang dimilikinya.
Ketika masih menjadi mahasiswa baru, laki-laki asli Kota Malang itu tidak pernah berpikiran untuk bisa mengikuti ajang perlombaan tingkat nasional. Dzikru mengaku tidak bisa melawan rasa minder ketika melihat teman yang lebih hebat darinya. Akan tetapi, motivasi dari ustadz pembimbingnya membuat dia memberanikan diri.
“Salah satu lomba MHQ tingkat nasional yang saya ikuti berlokasi di Universitas Muhammadiyah Riau. Yakni, agenda Pekan Olahraga dan Seni (Porseni). Saat itu, saya dan tim harus berkompetisi dengan berbagai kampus besar lainnya. Alhamdulillah kami berhasil membawa juara,” katanya, Senin (22/7/2024).
Dzikru mengatakan, setiap ikut perlombaan MHQ, dirinya juga selalu mempelajari tafsiran yang ada. Ditambah dengan memperdalam ilmu dari beberapa kitab untuk menambah pengetahuan ketika menjawab pertanyaan.
Menariknya, dari berbagai prestasi yang dicapai, Dzikru berkesempatan mengonversi mata kuliah. Selain itu juga karena sukses menghafal 30 juz Al-Quran. Ia juga bisa masuk ke program Merdeka Belajar dengan hafalan minimal 5 juz dan membuatnya bebas skripsi.
“Saya menyetorkan hafalan sebanyak 5 juz dari depan ke FAI secara langsung dan satu kali duduk. Selain itu juga memerlukan bukti beberapa sertifikat penghargaan yang saya miliki agar syaratnya terpenuhi,” katanya.
Tidak hanya itu, dengan kemampuan yang dimilikinya, ia juga berhasil mendapatkan biaya pendidikan dari salah satu masjid di Kota Malang dari semester 1 hingga 7. Namun, saat di akhir semester 7 biaya pendidikan tersebut terputus karena berbagai hal.
“Alhamdulillah selalu ada jalan keluar di setiap masalah. Ternyata pihak FAI UMM langsung mengambil alih seluruh biaya pendidikan saya hingga saya dapat menjadi sarjana,” terangnya.
Terakhir, ia mengatakan sangat beruntung karena dapat berkuliah secara gratis dengan modal menghafal Al-Quran.
“Saya sangat bersyukur karena UMM adalah kampus yang sangat mewadahi mahasiswanya untuk bisa menggapai prestasi tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya. Bahkan kita yang sering kali dibiayai,” tandasnya. (*)
Penulis: Hassanal Wildan Editor: Achmad San