PWMU.CO – Milad ke-61 Tapak Suci Putera Muhammadiyah di Jawa Timur dirayakan dengan berbagai rangkaian kegiatan.
Acara ini diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah II Jawa Timur dan berlangsung di Auditorium Universitas Brawijaya pada Sabtu (20/7/2024)dari pukul 19.30 hingga 22.00 WIB.
Meskipun Milad Tapak Suci sebenarnya jatuh pada 31 Juli 2024, Pimpinan Wilayah II Jawa Timur memilih untuk merayakannya lebih awal.
“Kami mengawali perayaan karena pada 31 Juli nanti, Milad Tapak Suci juga akan diadakan di PP Tapak Suci Yogyakarta, bersamaan dengan sosialisasi kurikulum Tapak Suci dan pelaksanaan Ujian Kenaikan Tingkat Pendekar se-Indonesia,” ujar Sekretaris Tapak Suci Jawa Timur, Drs Robby Harmono PUa.
Perayaan ini dihadiri oleh Wakil Rektor II Universitas Brawijaya, Ketua PDM Malang Raya, perwakilan dari PW Aisyiyah, PW IPM, PWPM, utusan Kwarwil HW, serta Pimpinan Tertinggi Muhammadiyah Jawa Timur, Dr dr Sukadiono MM.
Dalam acara tersebut, Pak Suko, panggilan akrab Ketua PWM, memberikan sambutan sekaligus pesan kepada keluarga besar Tapak Suci yang hadir.
“Momen Milad Tapak Suci ini adalah sebagai sarana bersyukur dan muhasabah,” ujarnya mengawali sambutannya.
Beliau menjelaskan, “Warga Muhammadiyah harus ikhlas dalam menjalankan roda organisasi. Ikhlas adalah landasan utama dalam menjalankan organisasi.”
Sukadiono melanjutkan bahwa inti organisasi adalah manajemen, inti manajemen adalah kepemimpinan, inti kepemimpinan adalah komunikasi, inti komunikasi adalah kelapangan hati, dan inti kelapangan hati adalah keikhlasan.
“Orang yang ikhlas, insyaAllah hatinya lapang. Orang yang hatinya lapang, komunikasinya gampang. Kalau komunikasi gampang, manajemen akan berjalan dan organisasi pun berjalan,” jelasnya.
Menurut Pak Suko, yang juga Rektor UM Surabaya, muhasabah adalah upaya memperbaiki kualitas keikhlasan. “Caranya, kita tidak banyak mengeluh dalam menjalankan organisasi.”
Beliau juga menekankan pentingnya bersyukur dengan menginfakkan sebagian harta, tenaga, dan pikiran untuk membesarkan Muhammadiyah.
“Kalau di Malang Raya dan Surabaya, berjuang di Muhammadiyah dan ortomnya masih banyak kemudahan. Tetapi di daerah-daerah, nilai-nilai perjuangannya lebih terasa karena tantangannya lebih berat.”
“Di situlah implementasi perjuangan lebih terasa, karena medannya, masyarakatnya, dan ketersediaan sarana tidak seperti di kota. Keikhlasan menjadi sangat penting dimiliki oleh warga Muhammadiyah,” tambahnya.
Sebagai warga Tapak Suci yang menyandang tingkat Pendekar Muda, Pak Suko berpesan, “Hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan esok lebih baik dari hari ini, supaya kondisi Tapak Suci dan Muhammadiyah lebih baik dari kondisi saat ini.”
Di akhir sambutannya, Pria Kelahiran Jombang ini berterima kasih kepada Universitas Brawijaya melalui Wakil Rektor II Prof Dr M Ali Syafaat, atas fasilitas yang disediakan untuk acara Milad Tapak Suci.
“Tidak hanya Tapak Suci yang sudah bersinergi dan bekerja sama dengan UB, tetapi ke depan Muhammadiyah juga ingin bersinergi dengan UB,” pungkasnya. (*)
Penulis Wigatiningsih Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan