PWMU.CO – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang, Abdul Haris, menjadi pengisi kajian Ahad pagi Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Mojolangu, Ahad (14/7/2024).
Kajian ini berlangsung atas prakarsa Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Lowokwaru di Masjid Al-Ikhlas, Jalan Sudimoro Nomor 3, Mojolangu, Lowokwaru, Malang.
“Iman atau keyakinan kita belum sempurna jika belum diikuti dengan amal saleh. Jadi, iman kita ini baru sempurna kalau melahirkan amal saleh,” ujar Abdul Haris saat memberi pengantar kajian.
Abdul Haris menjabarkan satu persatu rukun iman, yaitu iman kepada Allah, malaikat, kitab Allah, nabi dan rasul, hari akhir, serta iman kepada qada’ dan qadar (takdir).
“Iman itu menyangkut persoalan keyakinan. Kita yakin bahwa Allah adalah Tuhan, kita yakin bahwa Allah menciptakan makhluk lain yang namanya malaikat.
Kita yakin bahwa Allah menurunkan kitab-kitab suci, kita yakin bahwa Allah mengutus para nabi dan rasul.
Kita juga yakin bahwa akan ada hari kiamat, dan kita yakin ada ketentuan atau takdir Allah,” tuturnya.
Lebih lanjut, ustadz Haris menjelaskan ketentuan akidah atau keyakinan terhadap enam hal itu merupakan ajaran yang dibawa para nabi dan rasul.
“Semua nabi membawa akidah yang sama, yaitu mengajak menuhankan Allah SWT. Maka, jika ada ajaran yang mengajak pada Tuhan lain, berarti itu bukan datang dari Allah SWT,” ungkapnya.
Abdul Haris juga mengutip firman Allah di al-Quran surat asy-Syura ayat ke-13.
Dalam ayat itu berbicara mengenai Allah yang mensyariatkan agama untuk umat manusia sebagaimana yang diwasiatkan kepada Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, serta Nabi Muhammad.
“Isinya untuk menegakkan agama dan tidak terpecah belah. Jadi, ajaran yang diajarkan kepada kita oleh Nabi Muhammad itu sama dari sisi akidah dengan apa yang dibawa oleh para nabi sebelumnya, hanya berbeda pada syariatnya.
Pokok-pokok ibadahnya sama, tetapi praktik ibadahnya yang berbeda, menyesuaikan dengan kondisi umat pada saat itu,” paparnya.
Iman kepada Malaikat
Abdul Harus juga menerangkan pentingnya iman kepada malaikat.
“Penciptaan malaikat supaya kita sadar bahwa Allah memiliki makhluk yang membantu kita.
Semua makhluk diciptakan untuk manusia, contohnya seperti musuh manusia, yaitu setan yang diciptakan untuk mengajak manusia pada keburukan, sedangkan malaikat diciptakan untuk mengajak pada kebaikan,” sebutnya.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya beriman kepada al-Quran sebagai salah satu kitab Allah.
“Kita harus mengikuti petunjuk al-Quran karena kita yakin al-Quran itu benar dan datang dari Allah melalui Nabi Muhammad sebagai utusannya,” ungkap guru besar pendidikan bahasa Arab di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Iman kepada Hari Kiamat
Selain itu, Abdul Haris juga menjelaskan pentingnya iman kepada hari kiamat.
“Bagi orang beriman, hari kiamat akan menjadi saat yang dinanti karena mereka akan mendapatkan kenikmatan, sedangkan orang kafir takut karena tidak pernah mempersiapkan diri.
Jika kita beriman, maka kita akan memiliki persiapan atau program hidup,” jelasnya.
Menurutnya, iman kepada hari akhir membuat kita sadar bahwa hidup manusia terbatas.
Setelah kiamat, akan ada kehidupan baru lagi sehingga kita harus benar-benar mempersiapkan diri dari sekarang karena kiamat bisa datang secara mendadak.
Iman kepada Qada’ dan Qadar
Terakhir, sosok teladan kelahiran Bojonegoro ini mengutarakan pentingnya iman kepada qada’ dan qadar.
“Kita harus yakin bahwa semua adalah keputusan atau takdir Allah. Jadi, ketika menghadapi persoalan, kita akan tenang karena semuanya sudah diatur oleh Allah,” terangnya.
Abdul Haris memberi kesimpulan bahwa keimanan terhadap enam hal tadi akan berdampak positif bagi kehidupan.
“Keimanan memberikan ketenangan hidup karena seseorang memiliki Allah sebagai sandaran hidup. Orang yang beriman hidupnya lebih tenang daripada yang tidak memiliki iman,” imbuhnya.
Pada sesi penutup, ia menyampaikan harapannya kepada para jamaah.
“Semoga kajian ini bisa menjadi sarana untuk memperkuat iman dan memperbaiki amal kita sehari-hari,” harapnya.
Penulis Bima Primandaka Putra Editor Zahra Putri Pratiwig