PWMU.CO – Satu dari seluruh agenda Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SD Muhammadiyah 6 Gadung (SD Musix) Surabaya bercerita tentang cita-cita. Untuk memantapkan cita-cita para siswa baru ini panitia menghadirkan polisi, Rabu (24/7/2024).
Agenda MPLS SD Musix tahun ajaran 2024-2025 cukup padat. Berbeda dengan pelaksanaan pada tahun-tahun sebelumnya, hal ini berdasarkan instruksi Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Anak-anak yang baru mengenal lingkungan sekolah dasar ini harus dimantapkan budaya di sekolah yang baru.
Peserta MPLS pada hari ke delapan datang dengan berbagai kostum. Mereka mengenakan kostum sesuai dengan cita-cita mereka.
“Waduh, gagah banget. Kamu ini sedang memakai seragam apa?” Tanya Basirun.
“Saya memakai seragam pilot,” jawab Muhammad Irfan Arsyad Maulana kelas 1-B.
“Mengapa kamu pingin jadi pilot,” tanya guru kelas 6-A (Al-Maajid) itu.
“Karena menjadi pilot itu gagah,” jawabnya sigkat.
Lain dengan gadis kecil berbusana warna putih, dilengkapi dengan blazer warna merah muda, berkerudung warna hitam. Dengan senyumnya yang khas dia jawab pertanyaan dengan lemah lembut.
“Mengapa kamu kok memakai baju ini?” Tanya Basirun.
“Saya memakai baju biasa, karena saya pingin jadi guru,” jelas Azhalea Numa Reinaldi, yang akrab dianggil Numa. Selanjutnya dia juga menyebutkan bawa dirinya pingin jadi guru SD.
Ada juga seorang siswi yang mengenakan pakaian serba hijau tua layaknya dokter yang siap membedah pasiennya. Di kepalanya lengkap dengan penutup kepala. Tergantung di lehernya stetoskop sungguhan. Tidak hanya itu, di dadanya tercantum nama dada perpanen tertuliskan nama lengkapnya, Dr Hana Syafira.
“Dr. Hana Syafira. Lho ini baju mama, ta dhek?” Tanya guru sekaligus penulis berita itu.
“Bukan ustadz, ini baju saya sendiri,” Jawabnya malu-malu. “Mamaku menjadi dokter, jadi saya pingin jadi dokter seperti mamaku.”
Masih banyak lagi kostum yang dikenakan para siswa pada hari itu di antaranya ada yang mengenakan topi pemadam kebakaran, kostum polisi, seragam angkatan darat maupun angkatan laut, tidak ketinggalan berseragam astronot.
“Anak-anak, hari ini kita akan kedatangan tamu, dengan berseragam lengkap,” seru Ninik Nurfaridah ketua panitia.
“Mana tamunya, ustadzah,” tanya anak-anak penasaran.
“Beliau akan hadir di ruangan, asalkan anak-anak bisa tertib dan tenang. Bisa?” Pesan Ninik, panggilan akrab Ninik Nurfaridah.
“Bisa…!” teriak para siswa hampir bersamaan.
“Mari kita panggil bersama-sama!” Ajak Ninik.
“Pak polisi… Pak polisi…. Pak Polisi….!” Teriak anak-anak berbarengan.
Tidak lama kemudian, seorang anggota polisi berseragam lengkap memasuki ruangan. Dengan mengucapkan salam, dipersilakan ke depan sekumpulan bocah yang yang telah memiliki berbagaimacam cita-cita itu.
“Anak-anak, siapa yang mau jadi polisi” Tanya Aiptu Herry Kustono, polisi yaang menjadi tamu kali ini.
Anak-anak menjawab secara bermai-ramai, terutama anak-anak berseragam coklat mirip polisi. Kemudian Herry, panggilan Aiptu Herru Kusnoto, bercerita banya tentang pentingnya berdisiplin berlalu lintas. Disiplin berlalu lintas bukan hanya di jalan raya, tetapi di manapun di situ banyak orang harus disiplin.
“Jika kita melanggar aturan, baik masyarakat maupun pemerintah bisa menibulkan tindak pidana,” jlentreh polisi yang sudah bertugas di Polsek Wonokrono selama 15 tahun 14 bulan itu.
“Pak polisi, saya pingin jadi poisi bagai mana caranya?” Tanya Salmafiyah Kinara Mecca kelas I-A yang duduk di reretan depan.
Polisi yang berdomisili wilayah Wage Sidoarjo ini menjelaskan bahwa jika ingin menjadi poilisi harus rajin belajar, tekun beribadah, dan selalu taat kepada orang tua dan guru.
“Bukan hanya ingin menjadi polisi, tetapi cita-cita apapun harus rajin belajar, tekun beribadah, dan selalu taat kepada orang tua dan guru,” jelasnya mengkhiri kunjugannya. (*)
Penulis Basirun Editor Wildan Nanda Rahmatullah