PWMU.CO – SMA Muhammadiyah 5 (Smala) Dukun Gresik mengikuti perkemahan pandu pengenal dan penghela. Hal ini dilakukan dalam menyambut musyawarah daerah (musyda) Hizbul Wathan (HW) ke-4 di bumi perkemahan Muhammadiyah Development and Training Centre (MDTC), Gunung Kukusan, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik (25-26/7/2024).
Setelah pembukaan oleh ketua pelaksana Mukronim Latif, para peserta langsung mendapat materi mengenai perkemahan oleh Muhammad Harun Roesyiedh. Berdasarkan penjelasan Harun, tingkatan dalam kepanduan HW, ada tingkat athfal, pengenal, penghela, dan penuntun. Selain itu, dalam perkemahan harus selalu sigap untuk melakukan apapun.
Dalam kegiatan yang diikuti oleh 14 SMA/SMK Muhammadiyah di wilayah Gresik ini, terdapat hanya satu perlombaan di jenjang penghela yakni pentas seni. Sebagai salah satu peserta Smala Rangers sebutan bagi para siswa Smala, mempersembahkan teater gerak dengan judul ‘Sembahyang’.
Teater Smala
Tampilan epik tersebut berhasil membawa Smala menjadi juara 1. Menurut penuturan guru pendidikan seni sekaligus pembina teater Smala Muhammad Kamilullah SPd, dipilihnya sembahyang agar menjadi pengingat bagi siapa pun bahwa masih ada Tuhan tempat bersujud dibalik keburukan tingkah laku manusia.
“Dalam sebuah kehidupan, bagaimana pun kita menjalaninya, dengan kebaikan yang seindah langit sore atau dengan tingkah laku yang seperti hewanpun. Jangan pernah melupakan bahwa ada Tuhan tempat kita bersujud. Sholat, itulah cara kita bercerita dengan Tuhan. Sholat adalah pengingat bahwa masih ada satu hal dibalik keberengsekan kita, ada dzat pengatur yang menentukan kelayakan kita menghuni surga suatu saat nanti,” jelasnya.
Senada dengan Kamilullah, pembina HW Smala Nimatul Laily SPd menyampaikan, bahwa ada pesan tersembunyi yang ingin disampaikan lewat tampilan para Smala Rangers.
“Kita ingin pertujukan ini bukan cuma sekedar tampil menghibur setelah itu dapat tepuk tangan lalu turun. Tidak seperti itu, kita ingin mengingatkan kepada semua orang termasuk diri kita sendiri bahwa, ini loh kehidupan, ada tiang yang harus selalu ditegakkan, dan tiang itu adalah salat,” ucapnya.
“Benar-benar bersyukur sekali karena akhirnya kita pulang dengan menggendong juara pertama. Rasanya puas dan oh, jadi ini hasil yang kita peroleh ketika kita saling mengandalkan dan bekerja sama. Alhamdulillah, saya bangga dengan para rangers. Prestasi ini juga tidak lepas dari doa dan support para guru Smala. Kita semua adalah pasukan luar biasa,” sambungnya.
Dari prestasi gemilang ini, Smala berharap bisa semakin hebat dan menjadi sekolah keberbakatan yang berkemajuan tanpa melupakan kewajiban utama sebagai muslim yaitu beribadah kepada tuhan Yang Maha Esa. (*)
Penulis Nur Halisa Editor Amanat Solikah