PWMU.CO – Kondisi keuangan keluarga Rini Krisnawati (38) rasanya semakin terpuruk sejak masa Covid. Karena suaminya kehilangan pekerjaan tetap, apalagi anak pertamanya mulai masuk sekolah di SMP sedangkan anak kedua lahir dengan operasi sesar, sekarang berumur 2 tahun.
Tulang rusuk yang harus menjadi tulang punggung mungkin itulah pepatah yang pas untuk keseharian hidup yang harus dijalaninya. Tapi mau bagaimana lagi karena anaknya sudah sekolah dan membutuhkan biaya.
Untuk menopang kebutuhan keluarga, Rini berjualan gorengan dan es janggelan.
Jauh sebelum adzan Shubuh ia harus memulai aktvitasnya dengan pergi ke pasar untuk belanja bahan-bahan gorengan yang akan dijualnya seperti tahu isi, ote-ote, pisang goreng, tempe mendoan dan es janggelan.
Pulang dari pasar ia mulai sibuk menyiapkan sambal petis pelengkap gorengan juga merebus air gula untuk es janggelan. Sambil menyiapkan sarapan anaknya yang sekolah. Suaminya yang bekerja sebagai tukang bangunan di kampungnya kadang bekerja kadang tidak tergantung ada tidaknya tetangga yang membutuhkan tenaganya.
Sebetulnya pasca operasi kelahiran putri keduanya, rasa nyeri di perutnya masih terasa karena luka operasi. Namun rasa nyeri itu harus dibaikan yang penting bekerja menghasilkan uang untuk menutup kebutuhan.
Hasil dari penjualan gorengan dan es janggelan ini cukuplah menutup biaya kehidupan sehari-hari.
“Setiap hari rata-rata penjualan gorengan dan es tiga ratus ribu, saya pakai kulakan lagi, belanja kebutuhan. Dan Alhamdulillah masih bisa menyisihkan walau tidak banyak untuk membayar kebutuhan sekolah anaknya,” jelasnya.
Menurut cerita Rini, gorengan buatannya renyah dan gurih dengan racikan bumbu yang pas. Mungkin itulah yang menyebabkan banyak pelangan yang menanyakan saat beberapa waktu tutup. Karena modalnya habis untuk biaya hidup, mengakibatkan jualan gorengannya sempat berhenti. Bersamaan juga anaknya masuk sekolah dan beberapa lama suaminya sebagai tukang bangunan nganggur tidak dapat garapan.
Untunglah ada tetangga yang memberikan masukan untuk mencoba mengajukan permohonan bantuan ke Lazismu Sidoarjo.
Setelah pengajuan diproses, melalui tahap survey dan wawancara, maka Lazismu Sidoarjo memberikan bantuan modal usaha agar gorengan itu bisa dirasakan kembali oleh para pelanggan.
“Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan modal usaha dari Lazismu Sisoarjo, sehingga bisa mulai berjualan. Uangnya insyaAllah saya putar agar memperoleh penghasilan lagi,” tuturnya sambil menyusut air mata, saat ditemui penulis pada Selasa (23/7/2024). (*)
Penulis Yekti Pitoyo Editor Wildan Nanda Rahmatullah