PWMU.CO – Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik menyiapkan konsep perkaderan kolaboratif untuk Amal Usaha Muhammadiyah dan Aisyiyah Bidang Kesehatan (AUMAKes) yang dibahas dalam rapat rutin pada Rabu (24/07/2024).
Implementasi perkaderan kolaboratif diterapkan dalam rangkaian Baitul Arqom Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik (RSMG), Klinik Muhammadiyah Cerme (KMC) dan Klinik Aisyiyah GKB. Kegiatan ini digelar dalam tiga gelombang. Gelombang pertama (13-14/07/2024), gelombang 2 (20-21/07/2024) dan gelombang 3 pada (27-28/07/2024).
Sebagai fasilitator dalam pelaksanaan Baitul Arqom karyawan, MPKSDI Kabupaten Gresik mempelopori sinergitas gerakan tiga majelis sekaligus diantaranya, Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU), Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) dan MPKSDI secara khusus. Dalam proses pelaksanaannya, ketiga majelis tersebut mengambil peran sesuai kapasitasnya masing-masing.
Menurut ketua MPKSDI Faris Ma’ani SAg kolaborasi yang terbangun dari tiga majelis ini dimaksimalkan sesuai ruang gerak majelis.
“Konsep Perkaderannya dimotori oleh MPKSDI, sedangkan Majelis Tarjih dan Tajdid ditugaskan untuk menjadi narasumber di beberapa materi. Selain itu, MPKU yang membawahi AUMA Kesehatan sebagai penyelenggaraan Baitul Arqom kali ini,” ungkapnya.
Faris juga menyebut bahwa, fokus pelaksanaan Baitul Arqom ini sebagai respon heterogenitas latar belakang karyawan AUM dan Aisyiyah sehingga perlu adanya forum penyamaan persepsi dan pola implementasi kehidupan islami.
“Pelaksanaannya berfokus untuk memberikan penguatan ideologi dan spirit dakwah persyarikatan bagi karyawan AUMA Kesehatan dari prinsip Muhammadiyah yaitu, anggaran dasar, pedoman hidup islami warga Muhammadiyah (PHIWM) dan putusan tarjih serta pelaksanaan ibadah standar persyarikatan,” tambahnya.
Faris berharap agar nilai-nilai Kemuhammadiyahan dapat dilaksanakan oleh seluruh karyawan AUMAKes
Pelaksanaan Baitul Arqom tersebut digawangi oleh Syarif Hidayatulloh SH MH sebagai Master of Training dan Aditama S Ag MPdI sebagai Imam of Training.
Keseluruhan materi dan praktik ibadah disinergikan dengan sistematis. Menurut Aditama, praktik ibadah adalah hal yang penting dalam penanaman nilai islami melalui Baitul Arqom ini.
Dia juga menyebut, dalam diskusi MPKSDI telah sepakat dengan konsep strategis yang tidak meninggalkan aspek ilmu Kemuhammadiyahan, fiqih, manhaj Tarjih, serta pola implementasi yang berpengaruh pada kesalahan pribadi.
“Menyinergikan ilmu Kemuhammadiyahan dari sudut fiqih ibadah, manhaj, muqaddimah serta lingkup kesalehan pribadi, lingkup kesalehan sosial dan lingkup kompetensi berorganisasi menjadi praktik tematik yang saling berkesinambungan dalam kehidupan sehari-hari sehingga urgent untuk dihadirkan di Baitul Arqom ini,” tuturnya
Aditama juga menyampaikan bahwa support dan kolaborasi antara MPKSDI dan MTT terbangun sangat baik. Menurutnya, MTT memiliki peran penting dalam pemenuhan ilmu dan materi pada Baitul Arqom.
“MTT sangat support terhadap ghiroh peserta dalam setiap kegiatan,” pungkasnya (*)
Penulis Fatma Hajar Islamiyah Editor Ni’matul Faizah