PWMU.CO – Guna menginisiasi terbentuknya korps da’i khusus di tiap kecamatan, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi bersama dengan Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur menyelenggarakan pelatihan da’i khusus di SMK Muhammadiyah 2 Banyuwangi, Ahad (10/9).
Sebanyak 80 peserta perwakilan dari PCM se-Banyuwangi tampak antusias ikut ambil bagian dalam pelatihan tersebut. Mereka dengan khidmat mengikuti rangkaian materi yang diberikan.
Di antaranya materi tentang ‘Dakwah Pencerahan Berbasis Komunitas’ yang disampaikan oleh Prof Zainuddin Maliki, Wakil Ketua PWM Jatim dan materi Rehabilitasi Mental, Fasilitasi dan Moderasi yang disampaikan Laily Damayanti SPsi, Sekretaris Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) banyuwangi. Lalu, menteri ‘Mengenal Sifat dan Karakter Da’i Khusus’ dan Public Speaking yang disampaikan oleh Muhammad Muhammad Arifin MAg, Ketua LDK PWM Jatim.
Arifin menyampaikan, kebiasaan kurang baik yang selama ini melekat itu adalah ketika mengikuti pelatihan koyok yo yo o. Tapi setelah pulang sudah lupa. ”Agar ilmu yang di dapat selama pelatihan ini bisa bermanfaat dan nampak hasilnya, maka saat pulang silakan langsung bergerak dan jangan di tunda-tunda lagi,” ujarnya.
Lebih lanjut Arifin menegaskan bahwa keberadaan da’i khusus sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Sebab, perkembangan komunitas di tengah masyarakat modern sangat cepat dan beragam. Oleh karenanya, dibutuhkan sentuhan-sentuhan dakwah khusus dari Muhammadiyah.
Oleh karena itu, kata Arifin, da’i-da’i Muhammadiyah harus mulai punya metode dakwah di komunitas perumahan, apartment, instansi, para pejabat dan lainnya. Da’i Muhammadiyah, lanjut dia, juga tetap harus bisa berdakwah di komunitas kaum proletar, seperti komunitas anak jalanan (Anjal), komunitas pekerja seks komersial (PSK), abang becak, preman-preman, Anak Punk dan lainnya.
”Tak boleh ketinggalan, kita juga harus berdakwah di komunitas kaum marjinal. Seperti komunitas penghuni kolong jembatan, komunitas pinggiran sungai, basis misionaris dan lainnya,” tegasnya.
Di akhir acara, Arifin membagikan 2 buku panduan. Yaitu buku panduan sekitar dakwah khusus dan buku bacaan terkait materi dakwah khusus. ”Ini untuk antisipasi agar para peserta tidak lupa terhadap apa yang harus dilakukan setelah mengikuti pelatihan,” tandasnya.(fin/aan)