Ustadz Edi Purnomo saat memberikan materi hijrah di hadapan Jamaah Masjid Bahagia, Ahad (28/7/2024). (Istimewa/PWMU.CO)
PWMU.CO – Kajian rutin Jogo Ati Masjid Bahagia Surabaya membahas tentang Eksistensi dan Makna Hijrah. Hal tersebut tersampaikan oleh Ustad Edi Purnomo di hadapan jamaah laki-laki dan perempuan.
Kajian Jogo Ati kali ini bertempat di Masjid Bahagia, Jalan Makam Peneleh 37 Surabaya, Ahad (28/7/2024).
Pentingnya Bersyukur
Mengawali ceramahnya, Edi Purnomo mengajak jamaah untuk mensyukuri nikmat yang telah Allah Swt berikan.
“Ngaji selepas sholat shubuh itu tantangannya berat. Tapi pahalanya juga berat. Hanya orang-orang terpilih yang bisa melakukannya. Oleh karena itu jangan lupa bersyukur atas hal ini” terang Ustad yang menjadi pengajar di SD Muhammadiyah 4 itu.
Berbicara tentang bulan Muharram, lanjut Edi Purnomo, maka berbicara juga mengenai sejauh mana kita berhijrah. Meninggalkan apa yang membuat kita jauh dari karunia-Nya juga lebih semangat dalam menjalankan syariat-Nya.
“Ada beberapa macam hijrah yang perlu kita pahami agar perubahan kepada yang lebih baik itu semakin bermakna. Pertama ialah hijrah dari pluralisme aqidah kepada tauhid Islamiyah” jelasnya.
Bermula dari pola pikir dan sikap manusia. Apakah sejauh ini mengarah kepada aqidah yang telah Rasulullah Saw bawa atau belum. Hidup ini dari Allah dan harus mengabdi kepada Allah pula.
“Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, sesungguhnya kita ini dari Allah dan akan kembali kepada-Nya” begitu jelas Edi Purnomo.
Hijrah dari Sifat Pamrih
Kedua ialah hijrah dari persoalan yang bersifat pamrih kepada keikhlasan. Firman Allah “Muhlisiina lahud diin” berarti kembali kepada hati yang murni. Hijrah yang satu ini, menurut Edi, mudah terucap namun tidak mudah untuk melaksanakannya.
“Kemudian yang ketiga ialah hijrah dari segala sesuatu yang masih bersifat ilmu kepada amal. Karena Allah itu tidak akan melihat wajah dan kekayaanmu, tetapi yang dilihat ialah amal perbuatan dan hatimu.” Tandasnya.
Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tak berbuah. Artinya segala pengetahuan yang dimiliki manusia apabila tidak diterapkan dalam tindakan adalah sia-sia. Hal ini mengingatkan kita bahwa penting untuk mengaplikasikan apa yang kita pelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya ialah hijrah dari belajar ilmu saja ke belajar adab. Setelah adab itu ialah ilmu. Bukan kebalikannya.
“Karena adablah yang membentengi kita dari perbuatan-perbuatan yang tidak bertanggung jawab” tegasnya.
“Dan yang terakhir adalah hijrah dari perbuatan yang bersifat suasana hati yang sering berubah tanpa alasan atau moody ke sifat yang istiqamah. Itulah beberapa hijrah yang semestinya kita jalankan saat ini. Membawa perubahan dan dampak yang lebih baik untuk kehidupan dan amal kita” tutupnya.
Kajian Rutin Jogo Ati kali ini berakhir dengan sarapan bersama. Tercatat, ada 80 jamaah laki-laki dan perempuan yang hadir pada kajian kali ini. Kajian ini berlangsung rutin setiap Ahad pagi mulai pukul 05.00 WIB hingga 06.00 WIB.
Penulis Azmi Izuddin, Editor Danar Trivasya Fikri