Farid Abdul Rahman, Alumnus prodi Ekonomi Syariah FAI UMM yang sukses meraup keuntungan puluhan juta dalam sebulan. (Istimewa/PWMU.CO)
PWMU.CO – Farid Abdul Rahman, alumnus Program Studi Ekonomi Syariah (Ekos) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses menjalankan usaha coffeshop. Ia berhasil meraup keuntungan puluhan juta sebulan sekaligus memberikan lapangan pekerjaan bagi anak muda.
Modal Usaha Coffee Shop
Farid, sapaan akrabnya mengaku bahwa ia berani membuka usaha coffeshop bernama SensCafe karena bekal dari UMM. Selama perkuliahan, ia sangat menekuni materi seputar manajemen, mulai dari manajemen keuangan, risiko, serta operasional. Menurutnya, semua ilmu yang sudah ia dapatkan akan sia-sia juga tidak diimplementasikan.
“Ilmu dari kampus itu sangat berguna, apalagi saya ini dari Prodi Ekos dan mendapat ilmu terkait dengan manajemen. Itu semua saya implementasikan dengan membuka dan menjalankan usaha coffeshop ini” ungkapnya.
Lebih lanjut, Farid mengaku bahwa modal awal dari usaha coffeshop ini banyak dari sisa biaya menikah dan berbagai tabungan lain yang nilainya 50 juta. Berbagai tantangan dan halangan ia alami sejak resmi membuka coffeshopnya. Bahkan pada 2018, ia sempat berpindah-pindah lokai.
Mulai dari daerah Malang Raya, lalu ke Bangil Pasuruan. Lalu kini ada di Ampeldento Karangploso, Kabupaten Malang yang berlokasi di area belakang kampus 3 UMM.
Beroperasi sejak 2021
Kegigihan Farid dalam berwirausaha sudah terlihat sejak ia mulai merintis usahanya tersebut pada 2018, sembari mengerjakan kesibukan Mahasiswa semester akhir.
“SensCafe ini sudah berjalan sejak 2021. Sudah mulai belajar dan merintis usaha coffeshop sejak tahun 2018, saat saya jadi mahasiswa semester akhir” terangnya. Lebih lanjut, ia juga tidak menampik bahwa ide tersebut ia peroleh ketika menjadi aktivis IMM.
“Saya kan dasarnya memang seorang aktivis di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Dulu kami anak-anak IMM itu sering pindah lokasi tempat nongkrong. Dari situ saya coba sewa tempat untuk tempat ngopi yang sekalian bisa jadi basecamp. Melihat omsetnya yang lumayan, akhirnya saya ketagihan dengan bisnis coffeshop” kisahnya.
Tekad yang kuat, gigih, dan harus mau tirakat menjadi kunci yang selalu ia pegang teguh oleh Farid. Apalagi mengingat bahwa menjadi seorang pengusaha itu sangatlah tidak mudah. Semua sektor dalam usaha tersebut harus menjadi perhatian secara intensif dan terus menerus memerlukan evaluasi.
Dia juga berpesan kepada seluruh mahasiswa yang kini masih merintis usaha untuk tidak tergesa-gesa dalam mengejar ekspetasi hasil dalam usahanya. “Kalian harus mau puasa. Puasa disini maksudnya harus bisa memperbanyak sabar, menjaga keuangan dengan baik, mampu mengambil keputusan dengan kepala dingin, dan jangan tergesa-gesa” ujarnya.
“Saat masa merintis usaha itu mungkin lebih banyak tidak enaknya. Namun seiring berjalannya waktu, ketika semua aspek dalam usaha itu kuat, pasti hasil yang didapat bisa melampaui ekspetasi,” pesannya. (*)
Penulis Hassanal Wildan, Editor Danar Trivasya Fikri