Makam pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan di Pemakaman Karangkajen Yogyakarta (Taufiqur Rohman/PWMU.CO)
PWMU.CO – Mubaligh Muhammadiyah Banyuwangi mengadakan ziarah ke makam KH Ahmad Dahlan, Senin (29/7/2024). Kegiatan tersebut merupakan rangkaian akhir dari perjalanan acara rihlah mubaligh Muhammadiyah Banyuwangi ke Daerah Istimewa Yogyakarta.
13 Destinasi Kunjungan
Rihlah yang berlangsung selama tiga hari, mulai 27-29 Juli 2024 berjalan dengan lancar. Rombongan Mubaligh telah mengunjungi beberapa tempat selama di Jogja, antara lain Masjid Jogokariyan, Muhammadiyah Boarding School (MBS) Sleman, Masjid KH Ahmad Dahlan Banguntapan Selatan, Heha Sky View, Suara Muhammadiyah (SM) Tower Malioboro, Masjid Besar Ngayogyakarta, Makam Nyai Walidah.
Selain itu, mereka juga bertandang ke Langgar Kidul KH Ahmad Dahlan, Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Gedung Muhammadiyah, Kantor SM, Museum Muhammadiyah, dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Senin siang, setelah berkeliling di Museum Muhammadiyah, rombongan rihlah itu berencana menuju tempat pemantauan hilal di Universitas Ahmad Dahlan.
Rombongan sempat terhenti beberapa saat di depan kampus UAD yang nampak megah itu. Pasalnya, ada miskomunikasi dengan pihak Observatorium UAD. yang menyebabkan rombongan belum bisa masuk Ruang Observatorium.
Waktu terus bergerak mendekati sore hari. Rombongan mubaligh Muhammadiyah Banyuwangi itu memutuskan untuk segera mengakhiri kegiatan rihlah dengan mengunjungi makam KH Ahmad Dahlan di Karangkajen.
“Memang belum lengkap rasanya rihlah ini, kalau belum pergi ke sana” celetuk Taufiqur Rohman salah satu mubaligh peserta rihlah.
Lebih lanjut, ia juga menginformasikan kepada peserta rihlah lainnya untuk menyempatkan berziarah ke makam pendiri Muhammadiyah tersebut. Hal tersebut Taufiqur Rohman dapatkan dari seorang tokoh Muhammadiyah Banyuwangi, Abdul Mun’im SH.
“Masak mubaligh Muhammadiyah tidak tahu makam pendiri organisasinya. Lagian kalau niatnya benar, kan sunnah,” begitu Taufiq menirukan pesannya.
Perjalanan menuju Makam Kyai Dahlan
Rombongan rihlah segera naik ke mobil menuju Karangkajen. Tiba di sana kira-kira 200 meter dari lokasi pemakaman, sopir menghentikan mobilnya. Karena khawatir jalan tidak memungkinkan untuk dilalui mobil. Rombongan turun jalan kaki menuju pemakaman umum Karangkajen yang juga menjadi tempat makam KH Ahmad Dahlan.
Lokasi area pemakaman ini tepat berada di sebelah Barat Masjid Jami’ Karangkajen. Rombongan memasuki area pemakaman melalui jalan di sebelah kiri masjid. Pemakaman nampak terawat dan bersih. Makam KH Ahmad berada di sisi sebelah Utara.
Rombongan berhenti tepat di depan makam KH Ahmad Dahlan. Terpampang sebuah papan di dinding pemakaman bertuliskan:
“Makam Pahlawan Nasional KH Ahmad Dahlan 1868-1923. Sesuai Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 657 tahun 1961, tanggal 27 Desember 1961.”
Adapun di bawahnya berurutan dari paling kiri:
• KH Ahmad Badawi, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 1962-1968, meninggal pada 25 April 1969.
- KH Ibrahim, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 1923-1934, meninggal pada 13 Oktober 1934.
- KH Ahmad Dahlan, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 1912-1923, meninggal pada 23 Februari 1923.
- KH Noor, Penghulu Kasultanan Yogyakarta.
- Aisyah Hilal, Pemimpin Redaksi Suara Aisyiyah, meninggal pada 10 Agustus 1968.
Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi, Abdul Latif memberikan pengantar dengan membacakan ayat al-Quran Surat al-Baqarah 155. Ayat tersebut menjelaskan berbagai macam cobaan yang manusia alami selama hidup di dunia ini. Salah satu cobaan itu adalah kematian.
Selanjutnya pembacaan doa dipandu oleh mubaligh Muhammadiyah Cabang Sempu, Adib Dardiri. Mereka berdoa agar Allah Swt mengampuni dosa almarhum serta kaum muslimin yang masih hidup dan yang telah meninggal.
Penulis Taufiqur Rohman, Editor Danar Trivasya Fikri