PWMU.CO – Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) kembali kehilangan tokoh senior. Kali ini Ramanda Muchsinun, Ketua Kwartir Pusat (Kwarpus) periode 2016-2023 berpulang ke Rahmatullah. Ramanda Muchsinun meninggal Jumat (2/8/2024).
Saya mengenal Ramanda Muchsinun kali pertama saat mengikuti Pelatihan Jaya Melati 2 (Jati 2) di Boyolali Jawa Tengah. Maklumlah, karena ingin percepatan saya memilih ikut Jati 2 di luar Jawa Timur.
Ramanda Muchsinun termasuk pelatih di Jati 2 Boyolali. Bahkan ketua tim pelatih. Hal itu bisa dipahami karena beliau ketua Diklat HW Jawa Tengah. Sehingga semua urusan pelatihan ditangani Ramanda Muchsinun.
Termasuk soal kelulusan, saya akhirnya menerima Samir sebagai pelatih ahli pandu Penghela dari Ramanda Muchsinun. Saya tidak hadir saat pengukuhan kelulusan sehingga tidak bisa menerima pengalungan dari para pelatih.
Rupanya percepatan pelatihan saya harus dilanjutkan. Selanjutnya saya mengikuti Jaya Matahari 2 di Pusbang Dikti Kaliurang Yogyakarta. Saat itu Ramanda Muchsinun juga termasuk tim pelatih. Saya menyalaminya, cium pipi kanan pipi kiri (cipika-cipiki). Tak lupa beliau menepuk pundak saya sambil ngobrol sana-sini.
Rupanya Allah memberikan kesempatan saya lebih dekat dengan Ramanda Muchsinun. Saya ditugaskan untuk melatih Jati 1 di SD Muhammadiyah Muara Jawa kabupaten Kutai Kartanegara bersama Ramanda Muchsinun dan Ramanda Amirul Ikhsan dari Wonosobo.
Ini pengalaman pertama saya melatih HW di luar Jawa. Ramanda Muchsinun membimbing saya dengan baik. Saya ditugasi mengawal urusan ubudiyah selama pelatihan. Membagi imam sholat wajib dan tahajud, tadarus Al-Quran, dan juga senam pagi.
Selama empat hari di Muara Jawa saya selalu sharing, diskusi, makan, jalan-jalan bersama Ramanda Muchsinun. Beliau orang yang ceria, murah senyum, dan mau mendengarkan usul dari yang lebih muda.
Ramanda Muchsinun juga sabar dan telaten. Beliau berani menegur orang yang menggunakan seragam HW kurang benar dengan santun.
Saat di Muara Jawa, seorang anggota DPRD memakai atribut HW kurang benar. Tanda jabatan terbalik, hasduk kurang rapi. Maklumlah anggota DPRD ini dapat kiriman seragam untuk membuka Jati 1. Masalahnya yang mengirim tidak mengarahkan bagaimana penggunaan seragam dengan benar.
Menggunakan bahasa yang sangat santun, Ramanda Muchsinun meminta izin untuk membetulkan tanda jabatan dan merapikan hasduknya. Anggota DPRD tersebut sangat berterima kasih kepada Ramanda Muchsinun. “Lah gak ada yang memberi tahu sih,” kelakar anggota DPRD tersebut.
Ramanda Muchsinun sangat disukai oleh peserta pelatihan. Gaya melatih yang digunakan selalu membuat peserta antusias. Tepuk tangan, menyanyi, dan permainan selalu menghiasi setiap mengisi materi. Bahkan ada juga sulap tebak tanggal ulang tahun. Ini membuat Ramanda Muchsinun banyak fansnya.
Kini Ramanda Muchsinun telah berpulang ke Rahmatullah pada usia 69 tahun. Meninggalkan segala kebaikan dan jariyah yang luar biasa. Selamat jalan Ramanda Muchsinun. Semoga Allah mengampuni segala khilaf dan dosa, serta menerima segala amal ibadah Ramanda. Saya bersaksi Ramanda Muchsinun orang baik. (*)
Penulis Ernam Editor Wildan Nanda Rahmatullah