PWMU.CO – Panti Asuhan dan Pondok Pesantren (PA dan PP) Al Mizan Muhammadiyah Lamongan mengadakan kajian rutin bulanan pada Jumat (2/8/2024) siang di Masjid Al Mizan Putri.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, Badan Pembina PA dan PP Al Mizan, Mudir Al Mizan, Dewan Asatidz dan Ustadzat, Bapak/Ibu Guru MAM 9, MTs M 15, SMPM 2 Lamongan, TK ABA III, dan SLBM Lamongan, serta Karyawan PA dan PP Al Mizan.
Acara ini menghadirkan pemateri Dr. Nurbani Yusuf MSi, Ketua MUI Kota Batu.
Dalam penyampaiannya, Dr. Nurbani Yusuf, mengungkapkan pentingnya peran Muhammadiyah dalam sejarah Indonesia.
Beliau menekankan bahwa Muhammadiyah memiliki kontribusi besar, mulai dari peran Presiden pertama Soekarno yang merupakan santri Ki Ahmad Dahlan, hingga Fatmawati, istri Soekarno, yang menjahit bendera merah putih dan juga kader Aisyiyah.
Ustadz Nurbani juga menyoroti bahwa Jenderal Besar Sudirman, pendiri tentara Republik Indonesia, adalah ketua kepanduan Hizbul Wathan, organisasi kepanduan di Muhammadiyah.
“Ini menunjukkan betapa besar pengaruh Muhammadiyah dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Direktur Agropolitan Televisi Kota Batu 2020-2025 ini.
Selama kajian, Dr. Nurbani juga menyebutkan bahwa sebelum berdirinya Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah telah mendirikan sekolah, panti asuhan, dan rumah sakit.
“Ki Ahmad Dahlan mendirikan sekolah Muhammadiyah pertama di Indonesia pada tahun 1918. Muhammadiyah juga memperkenalkan metode pengajaran klasikal di sekolah-sekolah Islam dan mengajarkan ilmu umum seperti matematika, fisika, dan kimia yang pada saat itu tidak diajarkan di pesantren tradisional,” ujarnya.
Ketua PDM Kota Batu 2010-2018 ini menegaskan bahwa Muhammadiyah telah memberikan banyak kontribusi dalam bidang pendidikan dan kesehatan di Republik Indonesia.
“Bahkan, beberapa menteri dulu di Indonesia adalah kader Muhammadiyah, seperti Menteri Pendidikan, Menteri Kesehatan, dan Menteri Keuangan.”
Lebih lanjut, ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah tidak hanya berperan dalam bidang keagamaan, tetapi juga dalam bidang sosial dan pemerintahan.
Owner Komunitas Padhang Makhsyar ini juga mengingatkan pentingnya sikap inklusif dan terbuka dalam menjalankan misi Muhammadiyah.
Menurutnya, tantangan Muhammadiyah saat ini adalah menghindari sikap eksklusif yang merasa paling benar dan paling modern. Sikap inklusif dan keterbukaan akan membawa Muhammadiyah menjadi organisasi yang lebih maju dan diterima oleh semua kalangan.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab dan penutup. Dr. Nurbani Yusuf berharap kajian ini dapat memberikan pencerahan dan semangat baru bagi seluruh peserta dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab di Panti Asuhan dan Pondok Pesantren Al Mizan.
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Zahra Putri Pratiwig