PWMU.CO – Sekretaris Jenderal MUI Pusat Dr H Amirsyah Tambunan MAg tampil di hadapan ribuan santri Pondok Pesantren Al-Ishlah Sendangagung, Paciran, Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (3/8/2024).
Pria kelahiran 27 Mei 1963 ini hadir saat maghrib dan sengaja mampir ke Ponpes Al-Ishlah setelah paginya mengisi pengajian rutin bulanan PDM Lamongan di Masjid Ki Bagus Hadikusumo Universitas Muhammadiyah Lamongan.
Disambut penuh hangat oleh pengasuh Ponpes Al-Ishlah Drs KH Muhammad Dawam Saleh, Ketua Majelis Pendayagunaan Waqah (MPW) Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini mencurahkan isi hatinya di masjid yang tumpah ruah oleh 2000 lebih santri ini.
“Seperti mimpi bisa hadir di tengah ribuan santri ini. Saya dulu ingin sekali mondok tapi tidak tercapai, saya pernah dulu menjadi marbot tukang sapu masjid, tukang bersih-bersih tempat wudlu,” ucap pria kelahiran Padang Gala-gala Asahan Sumatera Utara ini.
Didampingi pengasuh Ponpes Al-Ishlah, Amirsyah melanjutkan sambutannya untuk memotivasi santri agar lebih semangat di pesantren.
“Andai hidup bisa diulang, saya ingin seperti antum menjadi santri yang cari bekal hidup lewat mondok. Belajar itu amat berharga dan mahal tetapi hidup itu tidak bisa diputar sebagaimana jarum jam tidak bisa berputar balik,” tegasnya.
Putra pasangan Sanusi Tambunan dan Siti Aminah ini menitipkan dua pesan kepada santri;
Pertama, keinginannya membuat desa santri, karena tradisi santri itu hatinya teduh damai dan ada tradisi hormat kepada orang tua.
“At thariqatu ahammu minal maddah, tradisi ini menciptakan pembelajaran di pondok menyenangkan. Dan yang tak kalah pentingnya
Tradisi nyantri itu diperkuat dengan akhlak budi pekerti, tunduk dan patuh terhadap ajaran agama.”
Kedua, lanjutnya, kemajuan Islam tumbuh dan berkembang dari pendidikan. Oleh karena itu, banyak tokoh telah lahir dari dunia Islam, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, Ibnu Khaldun dan lainnya.
Maka dia mengakak untuk mengamalkan ayat ini;
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ﴾
[ القصص: 77]
“Kenapa akhirat? Karena kalau akhirat terkejar maka dunia terkejar pula dan mesti tercapai, karena dunia adalah jembatan menuju akhirat,” demikian pesan suami Asliani Musba di hadapan ribuan santri. (*)
Penulis Gondo Waloyo Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan