Diyana Mufidati Ketua PD ‘Aisyiyah Lamongan dalam Baitul Arqom PCA Lamongan Wilayah Kerja 1, Sabtu-Ahad (3-4/8/2024). (Istimewa/PWMU.CO)
PWMU.CO – “Suksesnya kita menggiring ‘Aisyiyah kemana tidak lepas dari doa kita di sepertiga malam terakhir”. Hal ini Diyana Mufidati Ketua PD ‘Aisyiyah Lamongan, sampaikan dalam kegiatan Baitul Arqom Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Lamongan Wilayah Kerja 1 (Lamongan, Deket, dan Glagah).
Kegiatan ini berlangsung di Gedung Serbaguna Masjid Asy-syifa’ RS Muhammadiyah Lamongan pada Sabtu-Ahad (3-4/8/2024).
Baitul Arqom Gabungan
Kegiatan Baitul Arqom ini merupakan kegiatan gabungan Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Lamongan, Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Deket, dan Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Glagah. Total peserta dalam kegiatan ini sebanyak 127 orang yang terdiri dari 72 orang dari PCA Lamongan, 30 orang dari PCA Deket dan 25 orang dari PCA Glagah.
Diyana menyampaikan, bahwa saat mendapat amanah, terkadang seseorang bertanya pada diri sendiri. “Mampukah saya?” ujarnya. Namun, menurutnya, dengan usaha maksimal dan bersandar kepada Allah di sepertiga terakhir, Insya Allah, Allah akan mampukan kita.
“Sehingga jadi pemimpin itu harus mengurangi tidur malamnya, dan memperbanyak sholat malam memohon pertolongan Allah” ucapnya.
Dalam materi Mukadimah AD ART ‘Aisyiyah, Pimpinan tertinggi ‘Aisyiyah di Lamongan itu mengajak peserta Baitul Arqom untuk memahami sebuah hadits secara lebih luas. Memahami hadits juga harus mempelajari pembanding hadits lain.
“Sebagai contoh, kita tentu pernah mendengar bahwa perempuan lebih baik sholat di rumah. Namun mengapa ‘Aisyiyah membolehkan perempuan sholat di Masjid?” tanya Diyana.
“Karena kalau kita pergi ke masjid, akan lebih banyak kebaikan di dalamnya” ujarnya.
“1 langkah berjalan menuju ke masjid akan menambah 1 langkah menuju kebaikan, dan 1 langkah menghapus dosa. Ketika masuk ke masjid ada kesempatan memperbanyak doa di antara adzan dan iqomah, ada kesempatan sholat tahiyatul masjid, ada kesempatan sholat rawatib” imbuhnya.
Ia juga menerangkan bahwa Insya Allah doa yang tersampaikan antara adzan dan iqomah tidak akan tertolak oleh Allah SWT.
Pelajari Ilmu-ilmu Baru
“Jika sholat di rumah kemungkinan godaan besar. Mungkin hanya cukup dengan sholat wajib dan doa buru-buru karena diburu pekerjaan rumah tangga yang harus diselesaikan,” terangnya. “Sehingga terkait hal ini, jika kita tidak mencari pembanding hadits, kita mungkin tidak sholat di Masjid sama sekali” ujarnya.
Selain itu, dalam ber-Muhammadiyah dan ber-‘Aisyiyah, Ketua PDA Lamongan itu juga mengajak peserta untuk mempelajari ilmu-ilmu baru yang telah terkaji oleh Majelis Tabligh dan Ketarjihan. Ada kemungkinan qoidah yang lama telah mengalami pembaharuan karena para ulama telah mempelajari lebih jauh lagi.
“Dulu saat kita sekolah, yang kita pelajari adalah bahwa sunah itu apabila dilaksanakan berpahala namun jika ditinggalkan tidak apa-apa” ucapnya.
“Saat ini, karena ketarjihan terus menggali ilmu Allah, ditemukan bahwa ketika kita menjalankan sunah akan berpahala, namun jika ditinggalkan kita akan merugi” terangnya.
Lebih lanjut, ia juga menerangkan bahwa sholat sunnah sebelum Subuh, atau sholat fajar, nilainya jauh lebih besar dari dunia dan seisinya. Kalau sholat sunah ini tidak terlaksana, tambahnya, maka kita akan merugi karena kebaikannya jauh lebih besar dari dunia dan seisinya.
“Sehingga definisi sunah tidak lagi apabila tidak dilaksanakan tidak apa-apa, namun bergeser menjadi apabila tidak dilaksanakan maka kita akan merugi” tandasnya.
Penulis Ari Kusdiyana, Editor Danar Trivasya Fikri