Pagi nan cerah menyinari halaman SMP Muhammadiyah 1 Babat, Lamongan. Di bawah sinar sang surya yang mulai memancarkan cahaya, suasana terasa penuh semangat dan kegembiraan untuk melangkah menatap masa depan yang besar.
Lalu lalang langkah pagi diiringi semangat menjemput cita-cita dan harapan yang terpampang di pelupuk mata. Pagi itu, Selasa (16/12/2025), antusiasme Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) SMP Muhammadiyah 1 Babat begitu bergelora. Kader-kader calon pemimpin bangsa masa depan tampak bersemangat mengikuti rangkaian kegiatan.
Pergantian periode atau estafet kepemimpinan sebagai sebuah keniscayaan dalam organisasi pun terlaksana. Serah terima jabatan (Sertijab) atau pelantikan PR IPM SMP Muhammadiyah 1 Babat berlangsung pagi itu. Sebanyak 37 personel sejak pagi bersiap menerima amanah dan tanggung jawab dalam menjalankan organisasi.
Nahkoda baru, Gilang Syaikurroiz, siswa kelas VIII, terpilih sebagai Ketua Umum IPM SMP Muhammadiyah 1 Babat periode 2025–2026. Dalam sambutan singkatnya, ia menyampaikan rasa syukur dan terima kasih.
“Yang pertama saya berterima kasih kepada Allah SWT yang mana lewat amanah ini saya dipercaya menjadi ketua. Ini bukan tanggung jawab yang mudah. Kami berjanji akan membawa program-program IPM ke depannya semakin maju. Tentunya itu tidak bisa saya lakukan sendiri tanpa bantuan, tanpa dukungan, tanpa usaha bersama dalam menjalankan organisasi ini,” tuturnya.
“Saya juga berterima kasih kepada kedua orang tua saya, Bapak Ibu Guru, serta teman-teman IPM. Saya sampai tidak tidur untuk merangkai pidato ini,” celotehnya yang disambut tawa seluruh peserta apel pelantikan.

Di sisi lain, Kepala SMP Muhammadiyah 1 Babat, M. Sande Ariawan, berpesan kepada IPM yang baru saja dilantik.
“Sebagai pimpinan IPM, pimpinan itu adalah influencer. Ucapan pimpinan itu sakti, sakral. Kata-kata atau kalimat yang muncul dari seorang pemimpin selalu diikuti follower-nya,” tuturnya.
Kepada jajaran yang telah dilantik, ia menekankan agar PR IPM periode kali ini memperhatikan dan melaksanakan dua hal utama. Pertama adalah literasi membaca sebagai sarana edukasi.
Menurutnya, literasi merupakan sumber wawasan dan pengetahuan bagi pelajar IPM. Dengan literasi, potensi yang ada di SMP Muhammadiyah 1 Babat dapat dikembangkan secara maksimal.
Kedua adalah digitalisasi yang tidak boleh dilepaskan dari kehidupan pelajar di era modern. Media sosial, lanjutnya, dapat menjadi ladang dakwah bagi kader-kader Muhammadiyah melalui IPM. Oleh karena itu, media sosial tidak boleh disalahgunakan.
“Gunakan media sosial hanya untuk dakwah bagi kader-kader IPM,” pesannya.
Di akhir sambutan, pihak sekolah menyampaikan terima kasih kepada kepengurusan periode sebelumnya yang telah berjuang dan bekerja untuk organisasi IPM. Mereka juga berpesan agar para kader tidak berhenti sampai di sini.
Potensi yang diperoleh selama ber-IPM di SMP Muhammadiyah 1 Babat diharapkan terus dikembangkan, sejalan dengan jargon sekolah, be the first, jadilah yang pertama.


0 Tanggapan
Empty Comments