PWMU.CO – Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wiyung (PCM Wiyung) kota Surabaya melaksanakan kajian ahad pertama setiap bulan di masjid At Taqwa SD Muhammadiyah 15 Surabaya (SDM Limas), (4/8/2024). Kajian ini bertema “Memadukan Loyalitas Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan Profesionalisme Sesuai Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM).
Sufyan Tsauri MPdI ketua Majelis Tabligh PCM Wiyung sebagai pemandu acara mengawali dengan membaca Bismillahirrahmanirrahim, dilanjutkan pembacaan ayat suci al Quran dan sambutan dari ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wiyung H Suri Marzuki SE.
Ketua PCM Wiyung Abah Suri panggilan akrabnya menyampaikan terima kasih kepada narasumber, bapak ibu, ustad ustadzah dan seluruh pimpinan, anggota Persyarikatan Muhammadiyah, Ortom dan AUM telah hadir pada kajian ini. Semoga ilmu yang kita peroleh menjadikan bekal kita dalam melaksanakan amanah sesuai tugas yang telah diberikan Persyarikatan Muhammadiyah.
Kajian Ahad pertama kali ini diisi oleh Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur ustad Dr Sholikh Al Huda MFilI, ustad asli Lamongan ini menyapa seluruh peserta kajian dengan penuh keramahan.
“Sekarang ini njenengan duduk di masjid At Taqwa ini ngaji atau kajian njih? Tanyanya sambil tersenyum. Wes ngeten mawon, amergo sakniki saya pakai celana ya kita sebut kajian aja njih. Mergi lek ngaji cocokke ndamel sarung,” ungkapnya.
Gus Sholikh panggilan akrabnya, yang juga Wakil Direktur Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surabaya ini menyampaikan tentang fenomena ber Muhammadiyah warga Muhammadiyah. Menurut Prof Munir Mulkhan, Muhammadiyah itu terdiri dari empat kategori yaitu Muhammadiyah Ikhlas, Muhammadiyah Ahmad Dahlan, Muhammadiyah-Nu (MuNu) dan Muhammadiyah Marhaen (Marmud).
“Sedangkan menurut saya, Muhammadiyah terdiri dari Muhammadiyah Salafi (MuSa), Muhammadiyah FPI (MuFi) dan Muhammadiyah HTI (MuHTI), jangan sampai AUM yes – Muhammadiyah no,” serunya.
Ia menjelaskan, PHIWM merupakan seperangkat nilai dan norma Islami yang bersumber al Quran dan Sunnah untuk menjadi pola bagi tingkah laku manusia sehari-hari. Menurut Muhammadiyah, sebagai pedoman mengembangkan profesi, mengelola AUM, mengembangkan IPTEK, pedoman pribadi, keluarga, organisasi, masyarakat dan berbangsa bernegara serta kegiatan lainnya.
“Sedangkan Kehidupan dalam mengelola AUM, pertama semua bentuk kegiatan AUM mengarah kepada maksud dan tujuan Persyarikatan, kedua setiap pimpinan dan pengelola AUM berbagai bidang berkewajiban amal usaha sebagai amanat umat, ketiga meningkatkan dan mengembangkan amal usaha dengan penuh kesungguhan,” ucapnya.
Sambungnya, keempat berkewajiban melaporkan pengelolaan kepada Persyarikatan, kelima karyawan AUM bekerja secara profesional, dan keenam seluruh pimpinan, karyawan dan pengelolaan AUM memperteguh dan meningkatkan taqarrub kepada Allah, memperkaya rohani, tadarrus, serta kajian al Quran dan Sunnah. Ibadah dan muamalah tertanam kuat dalam setiap aktivitas AUM. (*)
Penulis Ali Shodiqin Editor Amanat Solikah