PWMU.CO – Rutinitasku setiap Jumat, Sabtu, dan Ahad adalah menemani kawan-kawan di daerah, agar lebih giat dan lebih semangat melakukan kegiatan dakwah. Jumat (15/9), misalnya, saya sebagai wakil Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim diminta PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah) Kota Batu untuk hadir pada kegiatan Grand Opening Surya Mart Sidomulyo, oleh Wali Kota Batu, Edy Rumpoko. (Berita yang dimaksud adalah: Q-Mas Tersedia di ‘Surya Mart’ Kota Batu)
Surya Mart ini, menurut catatan Majelis Ekonomi PWM Jatim, merupakan amal usaha yang ke-51, yang tersebar di Ponorogo, Kabupaten Kediri, Surabaya, Mojokerto, Banyuwangi dan Kota Blitar.
Dalam sambutannya, wali kota dua periode itu memberikan kiat sukses dalam berusaha. Antara lain harus profesional, dan jujur.
(Baca juga: Nadjib Hamid tentang Pengajian yang Mubadzir)
Usai acara, sempat berbincang ringan dengan sang wali kota mengenai perkembangan kota yang dipimpinnya. Antara lain dijelaskan bahwa sekarang terjadi migrasi besar-besaran penduduk dari luar kota, ke Batu. Pemicunya, karena untuk hidup layak dan nyaman di Kota Apel ini sangat murah. Pemkot mengaku kewalahan untuk membendungnya.
Kami juga berbincang tentang perkembangan politik jelang pemilihan Jatim-1. Di tengah perbincangan santai itu kerap ada sejumlah jamaah yang meminta foto bersama. Tak terasa, hingga waktu Maghrib hampir habis. Setelah itu, masing-masing berpamitan.
(Baca juga: Terkait Kontroversi Fikih Jilid III Terbitan Tahun 1925, Itu Upaya Menjauhkan Muhammadiyah dan NU)
Sabtu (16/9), kegiatan saya seperti biasa: mendampingi kawan-kawan di daerah. Jam 13.00-15.00 bersama pemudi-pemudi Nasyiah se-Jatim, yang sedang melakukan pelatihan di gedung STIKes Muhammadiyah Lamongan.
Kemudian segera menuju desa Banyu Urip, Ujung Pangkah, Gresik, untuk “memprovokasi” kawan-kawan muda dari Cabang GKB dan Ujung Pangkah, agar lebih progresif dalam menggerakkan dakwah berkemajuan. Usai maghrib, masih diminta jamaah masjid di desa tersebut untuk berbagi informasi mengenai hal-hal aktual, hingga jelang waktu Isya’.
Sabtu malam, dalam perjalanan pulang menuju Surabaya, saya terkejut oleh pemberitaan di media online bahwa Pak Wali Kota yang sehari sebelumnya berbincang bersama saya, terkena OTT (Operasi Tangkap Tangan) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Sabtu siang. Saya coba konfirmasi ke beberapa kawan di Kota Batu, mengenai pemberitaan tersebut, semua bilang bahwa informasinya masih simpang siur.
(Baca juga: Yang Aktif Jadi Sasaran Kritik, Satu dari 3 Problematika ber-Muhammadiyah)
Ahad dini hari (17/9), perjalanan berlanjut ke Blitar untuk Pengajian Ahad pagi di Masjid Taqwa Kota Blitar. Kemudian menemani kawan-kawan PDM Kabupaten yang lagi konsolidasi di gedung Dakwah Nglegok.
Usai semua kegiatan, saya lebih terkejut lagi ketika membuka HP, ternyata berita tentang OTT sudah menjadi viral di banyak grup Whatsapp (WA), termasuk ada yang menyertakan foto bersama diriku. Inilah risiko ketemu dengan banyak orang, bekalnya pasti husnudzan.
Meski sebenarnya foto tersebut terpisah dengan OTT, dan juga bukan foto dalam berita OTT, namun cukup mengganggu. Foto yang dipasang adalah tentang berita Grand Opening Surya Mart, tapi karena dimuat di Grup WA beriringan, maka lumayan membuat galau.
(Baca juga: Ketika Dua Ormas Besar Berbagi Tugas: Muhammadiyah Urus Milad dan NU Urus Haul)
Sebuah perjalanan yang penuh warna dan dinamika. Semoga pemasangan foto tersebut didasari iktikad baik. Setidaknya berita peresmian Surya Mart ikut terbaca lebih luas.
Catatan ditulis oleh Nadjib Hamid, Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur