PWMU.CO – Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengadakan acara Sosialisasi dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pedoman Masjid dan Mushola secara daring melalui YouTube Majelis Tabligh PP Muhammadiyah pada Rabu (7/8/2024) malam.
Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) PP Muhammadiyah, Jamaludin Ahmad SPsI Psikolog dalam sambutannya menyampaikan bahwa masjid dan mushola kini menjadi bagian penting dalam struktur organisasi Muhammadiyah sejak Muktamar di Solo.
“Masjid-masjid dan mushola Muhammadiyah dikelola bersama majelis tabligh dan LPCR PM dan akan mengikuti pedoman tata kelola yang baru. Hal ini akan melibatkan banyak pihak seperti PP, Ortom, dan lainnya untuk memastikan masjid tidak lagi sepi dari kepengurusan,” jelasnya.
Pedoman ini, kata ustadz Jamal, bertujuan untuk memperbaiki tata kelola masjid dan mushola Muhammadiyah di seluruh Indonesia.
“LPCR PM dan Majelis Tabligh akan bekerja sama mengelola masjid dengan fokus pada pengelolaan masjid percontohan di berbagai daerah.”
“Kami akan membuat ketentuan untuk masjid percontohan, dan program ini akan segera berjalan meskipun ketentuan tersebut masih dalam proses penyusunan,” tambah Jamaludin.
Sebagai bagian dari program ini, LPCR PM mengadakan Akademi Marbot untuk menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten dalam mengelola masjid.
“Kami memulai dari Jawa Tengah dan Sumatera Utara, dengan peserta dari seluruh PWM, PDM, PCM, dan PRM yang akan mengikuti gelombang-gelombang akademi berikutnya,” ujarnya.
Ustadz Jamal juga menekankan pentingnya pendataan masjid dan mushola di seluruh Indonesia. “Kami sudah menyiapkan alat dan aplikasi untuk pendataan masjid.”
“Data ini penting untuk memastikan tidak ada masjid yang tanpa imam atau mubaligh. Kami ingin memastikan semua masjid Muhammadiyah makmur dan mampu memakmurkan jamaahnya,” katanya.
Ia juga mengungkapkan bahwa mayoritas masjid Muhammadiyah berada di tingkat cabang dan ranting. “Masjid di tingkat ranting mencapai 67%, sementara di cabang sekitar 26%. Oleh karena itu, masjid harus menjadi pusat kegiatan kita. Jika masjid sepi, maka Muhammadiyah akan kehilangan rohnya,” ungkapnya.
Acara ini diharapkan dapat membangkitkan semangat Muhammadiyah untuk menjadikan masjid sebagai pusat dakwah, peradaban, dan solusi berbagai masalah umat.
“Dengan pedoman tata kelola ini, kita berharap dapat mewujudkan Masjid Muhammadiyah yang makmur dan memakmurkan,” pungkas Jamaludin. (*)
Penulis/Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan