PWMU.CO – Berkat kepiawaian dalam mengelola emosi dengan tangan dingin, guru Pendidikan Jasmani dan Olahraga (PJOK) Wahyudi SPd berhasil mengantarkan tim bola voli putra dan putri SMA Muhammadiyah 2 (SMA Muha) Genteng masuk final pada pertandingan voli tingkat SMA/SMK, Kamis (8/8/2024).
Kegiatan ini bertempatkan di lapangan olahraga SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara (Semadatara) Genteng.
Pertandingan voli ini diadakan dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 dan diikuti oleh delapan sekolah SMA/SMK/MA, baik negeri maupun swasta, yang ada di wilayah Kecamatan Genteng.
Ajang tahunan ini menjadi kesempatan bagi masing-masing sekolah untuk menunjukkan prestasi mereka.
Pada babak semifinal, tim SMA Muha berhadapan dengan tim SMAN 1 Genteng. Untuk tim putri, pertandingan semifinal juga mempertemukan SMA Muha dengan SMAN 1 Genteng dan hasilnya sama-sama dimenangkan oleh SMA Muha dengan skor 2-0.
Di awal pertandingan, tim putri SMA Muha tampak grogi dengan beberapa kali melakukan kesalahan, terutama dalam passing, bahkan sempat tertinggal lima poin.
Namun, berkat dorongan semangat dari Wahyudi sebagai pelatih sekaligus pembina ekstrakurikuler, mereka berhasil menyamakan kedudukan dan kemudian membalikkan keadaan untuk memenangkan set pertama.
Pada set kedua, kepercayaan diri tim putri sudah tertata dengan baik, sehingga pertandingan dapat diakhiri dengan kemenangan.
Untuk tim putra SMA Muha, sejak awal pertandingan mereka sudah menguasai jalannya permainan, sehingga set pertama dan kedua dapat diselesaikan dengan cepat.
Melihat hasil pertandingan, raut wajah Wahyudi terlihat gembira.
“Alhamdulillah, kami sangat lega karena anak-anak sudah masuk final. Apapun hasilnya nanti, kami sudah bisa dipastikan memperoleh juara.
Justru yang kami khawatirkan adalah SMK 17 Agustus, tapi mereka sudah tersingkir di babak penyisihan,” terang Wahyudi.
“Untuk menghadapi pertandingan final, saya bersama Pak Faizal Fitriadi, senior saya, akan membimbing mental anak-anak dan mengingatkan mereka untuk menjaga kondisi stamina.
Bisa saja karena bermain handphone hingga larut malam, saat bertanding mereka menjadi lemah,” lanjut Wahyudi menjelaskan.
Penulis Abdul Muntholib Editor Zahra Putri Pratiwig