PWMU.CO – Bersama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga, Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Jawa Timur menghadiri kegiatan Konferensi Pers pada Kamis (8/8/2024) di Café Hallo Surabaya.
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pernyataan sikap menolak pelaksanaan World Tobacco Asia (WTA) dan World Vape Show (WVS) 2024 di Surabaya kepada awak media yang turut hadir di acara tersebut.
PW IPM Jawa Timur yang diwakili oleh Ipmawan Thoriq Haidar Al Roychan Ghozali hadir menjadi salah satu narasumber pada kegiatan ini. Selain itu juga ada narasumber lainnya yakni, Dekan FKM Universitas Airlangga yang juga Ketua Research Group Tobacco Control (RGTC) Unair Prof Dr Santi Martini dr MKes, Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Jawa Timur Dr Sri Widiati SSos MSi dan Ketua Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) Jawa Timur Dra Hj. Arie Soeripan MM.
Ipmawan Thoriq Ghozali, sapaan akrabnya, memberikan materi dan sudut pandangnya sebagai pelajar atau generasi muda yang menjadi target dari para pelaku industri tembakau Indonesia dan Internasional. ia menjelaskan bahwa, “ketika hari ini kita sedang berbicara mengenai anak muda berarti kita juga sedang membicarakan kondisi bangsa Indonesia di masa depan. Realitanya, mayoritas generasi muda Indonesia saat ini telah kecanduan rokok dan menjadi perokok aktif.”
“Para korban yang terpapar asap rokok atau perokok pasif mayoritas adalah dari anak-anak atau anak muda. Maka dengan data yang kami punya, kami akan berjuang bersama dengan jaringan pengendalian tembakau yang ada di tingkat nasional,” imbuhnya
Perlu diketahui bersama bahwa, kegiatan ini mengundang sekitar 20 lembaga atau media pers yang ada di Jawa Timur untuk turut mengkampanyekan penolakan. Penolakan ini digagas oleh jaringan pengendalian tembakau yang ada di Indonesia.
WTA dan WVS 2024 ini direncanakan akan diadakan di Grand City Convention Hall pada Rabu-Kamis (9-10/10/2024) mendatang.
Ipmawan Thoriq Ghozali pun turut memberikan alasan mengapa PW IPM Jawa Timur menolak pelaksanaan WTA dan WVS 2024. Alasan penolakannya yakni, melanggar aturan pada Peraturan Daerah (Perda) Kota Surabaya Tahun 2019 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) salah satunya berkaitan tentang larangan promosi rokok di tempat umum.
Selain itu, pelaksanaan WTA dan WVS 2024 bertentangan dengan kewajiban negara dalam melindungi Hak Asasi Manusia (HAM) warga negara dari bahaya iklan, promosi, dan sponsor produk tembakau (rokok) yang memiliki dampak buruk. Selain itu, promosi rokok dan vape sangat bertentangan dengan upaya kesehatan masyarakat untuk mengurangi prevalensi perokok.
Pada kegiatan ini seluruh narasumber bersepakat berkolaborasi bersama dengan mengomunikasikan hal ini kepada Pemerintah Daerah atau Pemerintah Kota Surabaya agar mau mengambil langkah tegas untuk membatalkan kegiatan WTA dan WVS 2024 di Kota Surabaya. Apalagi, Kota Surabaya sudah 6 kali berturut-turut mendapatkan predikat kota layak anak.
Di akhir acara, Ipmawan Thoriq Ghozali memberikan closing statement, Ia menyampaikan bahwa, “PW IPM Jawa Timur siap berkolaborasi dengan seluruh jaringan pengendalian tembakau yang ada di Indonesia dan seluruh organisasi kepemudaan untuk mengedukasi para generasi muda agar mereka berani bersuara mengenai dampak buruk rokok bagi kesehatan.”
Acara ini ditutup dengan mendengarkan aspirasi dari perwakilan Forum Anak Provinsi Jawa Timur yang juga turut menolak adanya WTA dan WVS 2024 di Kota Surabaya. (*)
Penulis Thoriq Haidar Al Roychan Ghozali Editor Ni’matul Faizah