Dr Hidayatulloh (Foto: UMSIDA)
Dr Hidayatulloh – Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
PWMU.CO – Muhammadiyah dalam gerakannya telah menorehkan prestasi yang luar biasa di berbagai bidang, yang diarahkan untuk memajukan masyarakat bangsa, dan negara. Salah satu bidang yang menjadi fokus gerakan Muhammadiyah adalah pendidikan, berwujud lembaga pendidikan, mulai dari PAUD, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, Pondok Pesantren, sampai Perguruan Tinggi, yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, bahkan berdiri juga di luar negeri.
Dari jumlah yang sangat besar itu belum seluruhnya menjadi kekuatan bagi dakwah Persyarikatan, masih banyak yang menjadi beban, hidup seadanya, bahkan ada yang “kembang kempis”, menderita dan tidak tahu sampai kapan penderitaan itu dialami. Menyadari kondisi ini menjadi sangat penting bagi kita untuk melakukan evaluasi terhadap lembaga pendidikan tersebut, sehingga kita menjadi tahu bagaiamana kondisinya. Selanjutnya kita melakukan langkah-langkah penyelesaiannya.
Lebih lanjut pembahasannya dibatasi dalam lingkup Wilayah Jawa Timur. Kondisi sekolah Muhammadiyah di Jawa Timur, bisa dilihat pada Data Pokok Pendidikan Muhammadiyah (DAPODIKMU) Jawa Timur. Berdasarkan DAPODIKMU per 19 Agustus 2023 jumlah sekolah Muhammadiyah di Jawa Timur sebanyak 1.034, terdiri dari 190 SD, 334 MI, 197 SMP, 89 MTs, 92 SMA, 36 MA, dan 96 SMK.
Bagi sekolah swasta, ukuran yang paling mudah menilai sekolah itu sehat atau tidak, dipercaya oleh masyarakat atau tidak, adalah dengan melihat jumlah siswanya. Dari 1.034 sekolah tersebut dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu: (1) Sekolah sangat besar dengan jumlah siswa lebih dari 800 anak; (2) Sekolah besar dengan jumlah siswa 351 – 800 anak; (3) Sekolah cukup besar dengan jumlah siswa 151 – 350 anak; (4) sekolah kecil dengan jumlah siswa 76 – 150 anak; dan (5) Sekolah sangat kecil dengan jumlah siswa kurang dari 75 anak.
Dari 5 kategori tersebut berdasarkan Data Pokok Pendidikan Muhammadiyah (DAPODIKMU) Jawa Timur tahun 2023 diperoleh data sebagai berikut: (1) Sekolah dengan kategori sangat besar (2,00%), (2) Sekolah dengan kategori besar (11,53%); (3) Sekolah dengan kategori cukup besar (22,81%); (4) Sekolah dengan kategori kecil (26,69%); dan (5) Sekolah dengan kategori sangat kecil (37,09%). Dari data ini persentase sekolah yang masuk kategori kecil dan sangat kecil masih sangat besar (63,78%).
Membalik Piramida
Dari data di atas, sekolah Muhammadiyah di Jawa Timur yang masuk kategori sangat besar dan besar hanya 13,53%, yang masuk kategori cukup besar 22,81%, dan masuk kategori kecil dan sangat kecil 63,78%. Keadaan ini menggambarkan piramida pendidikan Muhammadiyah yang tidak bagus. Keadaan tersebut tidak boleh dibiarkan dan piramidanya harus bisa dibalik, sekolah yang sangat besar dan besar jumlahnya harus menjadi lebih banyak, sedangkan sekolah yang sangat kecil jumlahnya harus menjadi sedikit.
Dalam 5 tahun ke depan Pimpinan Persyarikatan, Majelis Dikdasmen, dan Sekolah harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mentransformasikan kondisi sekolah yang masih kecil dan sangat kecil bisa tumbuh berkembang menjadi besar. Usaha untuk membesarkan yang kecil dan menjaga yang besar tetap besar dan menjadi tambah besar akan membalik piramidanya, dimana persentase sekolah besar lebih banyak dari sekolah kecil.
Strategi Penyelamatan
Bagaimana caranya? Ada dua strategi yang bisa dilakukan, yaitu strategi penyelamatan untuk sekolah-sekolah kecil dan strategi peningkatan bagi sekolah-sekolah besar dan yang berpotensi menjadi besar. Strategi penyelamatan sekolah-sekolah kecil dilakukan dengan langkah-langkah: (1) Evaluasi diri sekolah, hal ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan serta peluang dan tantangan sekolah; (2) Tumbuhkan kesadaran diri stakeholder inti sekolah untuk bangkit; (3) Bangun teamwork yang melibatkan Persyarikatan, Majelis Dikdasmen, dan sekolah; (4) Buat skala prioritas penyelamatan; (5) Pendampingan secara intensif oleh Majelis Dikdasmen dan sekolah besar; dan (6) Lakukan supporting dana ta’awun dan Lazismu di AUM, Cabang, dan Daerah. Langkah-langkah ini akan menjadikan sekolah survive dan berkembang.
Strategi peningkatan sekolah yang besar dilakukan dengan langkah-langkah: (1) Penguatan organisasi dan kepemimpinan sekolah; (2) Penguatan SDM guru dan tenaga kependidikan; (3) Penguatan kultur akademik dan motivasi berprestasi bagi warga sekolah; (4) Penguatan branding dan perluasan marketing sekolah; (5) Penguatan tata kelola berbasis sistem informasi terintegrasi; (6) Pengembangan inovasi pendidikan yang mengarah pada peningkatan positioning sekolah di level nasional dan internasional; (7) Pengembangan unit usaha sekolah; dan (8) Melakukan pendampingan kepada sekolah-sekolah kecil. Dengan langkah-langkah ini akan melahirkan sekolah unggul dan berdaya saing.
Langkah-langkah di atas perlu dilakukan secara sinergis dan kolaboratif, sehingga sekolah yang kecil bisa berkembang menjadi besar dan sekolah yang besar bertambah besar, terjadi pembalikan piramida sekolah Muhammadiyah di Jawa Timur.
Editor Teguh Imami