PWMU.CO – Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim menggelar Al Ma’un Award 2024. Kegiatan ini dilaksanakan di Kampus Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Sabtu (10/8/2024).
Hadir pula Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dr Agus Tufiqurrohman MKes SpS, Wakil Ketua PWM Jatim M. Khoirul Abduh MSi serta Dr Muhammad Sholihin Fanani MPSDM, Bendahara PWM Jatim Zainul Muslimin, dan Ketua MPKS Hudi Nurwulan.
Al Ma’un Award mengangkat tema “Meningkatkan Kemandirian, Menggali Prestasi, untuk Mewujudkan Panti Asuhan Berkemajuan” diikuti 1.000 peserta yang terdiri dari 750 anak yatim dan 250 orang pengasuh dan pendamping panti asuhan.
Agus Tufiqurrohman menyatakan sangat mengapresiasi kegiatan Al Maun Award 2024. Menurut dia, ciri kha warga Muhammadiyah itu berjiwa Al Maun. Itu sebagaimana praktik pengamalan Islam Kyai Ahmad Dahlan.
“Berjiwa Al Ma’un itu peduli dan memberdyakan kaum lemah dan tertindas atau dhu’afa-mustadh’afin,” katanya.
Agus juga memberikan masukan terkait pelayanan sosial di Muhammadiyah. Pertama mengembangkan model-model pelayanan sosial baru yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat.
Lebih lanjut ia menambahkan, yang kedua rebranding pelayanan sosial sesuai perkembangan zaman. Ketiga meningkatkan kualitas SDM pelaksana program kesejahteraan sosial. Keempat mengembangkan tata kelola pelayanan sosial Muhammadiyah. Yang kelima mensinergikan potensi jaringan internal dan eksternal Muhammadiyah,” papar Agus.
Sementara itu M. Khoirul Abduh menegaskan, kegiatan Al Ma’un Award 2024 merupakan momentum untuk mengeksplorasi potensi- panti asuhan.
“Di Jatim, sedikitnya ada 144 panti asuhan di bawah naungan Muhammadiyah,” katanya.
Selain silaturahmai antar panti asuhan, pihaknya juga bisa melihat ada panti asuhan unggulan, seperti kepesanternanan, kemandirian, dan sebagainya.
“Keberhasilan panti-panti yang memiliki keunggulan tersebut bisa ditalarkan kepada panti-panti yang lain. Ini yang kita harapkan,” tegas Abduh.
Dia lalu menuturkan teologi Al Ma’un yang diajarkan KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Yang menekankan pentingnya amal sosial, kepedulian terhadap kaum miskin, dan tindakan nyata dalam membantu sesama.
“Teologi Al Ma’un itu bukan simbol-simbol, tapi diwujudkan secara nyata. Surat Al-Ma’un mengkritik mereka yang melupakan anak yatim dan tidak memberi makan orang miskin, yang bagi KH Ahmad Dahlan berarti bahwa iman harus diwujudkan dalam tindakan sosial yang konkret,” tegas Abduh.
Dalam kegiatan Al Ma’un acara ini, ada 13 kategori yang dilombakan, yaitu Adzan, Da’i, Kisah Islami, Tartil, Tahfidz, Nominasi terbaik pelatihan membuat video, Stand Bazar Terbaik, Nominasi LKSA Berprestasi, Nominasi Anak Berprestasi, Nominasi Anak berjiwa Pemimpin, Nominasi Pengurus Paling Inovatif, Nominasi pengasuh terbaik, Nominasi LKSA Pelayanan Sosial Terbaik.
Al Ma’un Award dimeriahkan dengan lomba, expo, pelatihan, dan seminar. Beberapa lomba yang digelar untuk anak yatim, antara lain Lomba Adzan, Dai Cilik/Remaja, Tahfidz Quran, Tartil Quran, dan Berkisah Islami.
Di lokasi acara, Lazismu membagikan 1.000 porsi bakso dan 1.000 porsi sate gule sumbangan Bendahara PWM Jatim drh Zainul Muslimin. (*)
PenulisAzrohal Hasan Editor Amanat Solikah