PWMU.CO – Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Lowokwaru Kota Malang, Heriyanto, menceritakan kiprahnya di Persyarikatan Muhammadiyah. Ditemui di kediamannya pada Sabtu (27/7/2024), Heriyanto menerangkan bahwa ia mengenal Persyarikatan Muhammadiyah pertama kali saat dahulu mengontrak sebuah rumah di Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
“Saya diundang pengajian Ranting Muhammadiyah oleh tetangga saya yang saat ini merupakan Ketua PRM,” jelasnya.
Undangan untuk mengikuti pengajian tersebut menyebabkan ia mulai dekat dengan Persyarikatan Muhammadiyah, khususnya Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Mojolangu. Pada tahun 2003, meski belum masuk ke dalam struktur pimpinan, ia sudah dipercaya untuk menginisiasi kajian Ahad pagi di Masjid Al Ikhlas Sudimoro. Kajian ini masih bertahan hingga sekarang.
Tahun 2005, Heriyanto ditarik ke Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Lowokwaru untuk menjadi Ketua Majelis Ekonomi.
“Saya tidak ingin hanya mencantumkan nama saja, tetapi ingin melakukan sesuatu yang bermanfaat,” katanya.
Pemikiran tersebut yang melatarbelakangi ia untuk merintis pembuatan katalog bidang usaha dan industri yang disingkat “Kabin”.
“Tantangan terbesar yang dihadapi Muhammadiyah adalah mengesampingkan data, sehingga program-program kita mengambang,” ujarnya.
Tahun 2010, Heriyanto mendapat amanah di Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang. Ia kembali dipercaya untuk berada di majelis ekonomi dan melanjutkan program pendataan pengusaha Muhammadiyah se-Kota Malang. Pendataan ini rampung di tahun yang sama dan diterbitkan dalam bentuk majalah.
Sepak terjang Heriyanto selama membuat katalog pengusaha Muhammadiyah se-Kota Malang menjadikan ia kembali mendapat tugas di Majelis Ekonomi PDM Kota Malang Periode 2022 sampai dengan 2027. Pada periode ini, ia merencanakan untuk membangun jaringan reseller demi menggerakkan gerakan ekonomi berjamaah. Gerakan ini, menurutnya adalah langkah konkrit menerjemahkan jihad ekonomi yang digagas pada Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar tahun 2015 dan diperkuat kembali pada Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta.
Pada akhir wawancara, Heriyanto memaparkan nilai utama yang selalu ia pegang dalam menjalankan tugas di Muhammadiyah, yaitu memberi pertolongan dengan penuh keikhlasan seperti yang telah dilakukan pendiri Persyarikatan Muhammadiyah, Ahmad Dahlan.
“Keikhlasan adalah kunci utama,” tegasnya. (*)
Penulis Iqbal Hardiyanshah Editor Wildan Nanda Rahmatullah