Muhsin MK
Muhsin MK – Pegiat Sosial
PWMU.CO – Bakhil artinya kikir atau pelit. Bakhil bukan hanya kikir dan pelit pada harta saja melainkan juga pada hal hal lainnya. Sifat bakhil ini dapat merugikan diri pelaku dan juga orang lain sesama manusia. Para ulama memandang bakhil ini penyakit hati. Penyakit hati lebih berbahaya dari penyakit jasmani. Penyakit ini membuat pelakunya akan mengalami kesulitan dan kesukaran bagi dirinya sendiri. Baik dalam hidup dan kehidupan di dunia, maupun di akhirat. Penyakit hati ini berpengaruh pula pada masalah kemanusiaan.
Macam-macam bakhil
Pertama, bakhil pada harta. Hartanya enggan diberikan atau dikeluarkan untuk bersedekah, berinfak dan berzakat apalagi buat menolong orang lain. (Muhammad:38). Mereka memandang dengan hartanya bisa mengekalkan hidupnya. Mereka seakan bisa melakukan apa saja. Padahal hartanya itu dapat menghancurkan dirinya sendiri seperti yang dialami oleh Qarun. Harta dan dirinya ditenggelamkan oleh Allah ke dalam bumi. (Al Qashas:78) Hingga terkenal dengan nama Harta Karun yang dicari orang hingga saat ini.
Kedua, bakhil ilmu. Orang berilmu tapi dia menyembunyikan ilmunya dan tidak mau menyampaikan dan mengajarkannya kepada orang lain.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa ditanya suatu ilmu yang dia mengetahuinya, namun dia menyembunyikannya, maka dia akan diberi tali kekang dari neraka pada hari kiamat”. (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Ketiga, bakhil dalam mengucapkan salam. Mengucapkan salam kepada sesama muslim saja enggan dan tidak mau. Padahal saling memberi salam itu sebagai penghormatan kepada orang lain dan dirinya sendiri.(An Nisa:86)
Bakhil dalam hal ini disebutkan dalam sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, “Sesungguhnya orang yang paling lemah adalah orang yang loyo dalam berdoa dan sesungguhnya orang yang paling bakhil ialah orang yang kikir untuk mengucapkan salam”. (HR. Al Baihaqi).
Keempat, bakhil tidak mau bersholawat kepada pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Membaca sholawat saja enggan dan tidak mau.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, “Orang yang bakhil ialah orang yang namaku disebut disisinya kemudian lalu dirinya tidak mau bersholawat atasku”. (HR. At Tirmidzi no. 3546).
Kelima, bakhil terhadap tamu. Tamu yang datang ke rumah dengan ijin tuan rumah harus dimuliakan. Memuliakan tamu adalah perintah Allah dan Rasul Nya. Memuliakan tamu antara lain dengan menjamunya. Tuan rumah yang tidak mau menjamu tamunya dipandang sebagai bakhil terhadap tamu. (Al Hasyr:9).
Keenam, bakhil pada tetangga. Seperti sikap masa bodoh pada kesulitan tetangganya. Tidak memberikan pertolongan pada tetangga yang dalam keadaan menderita, kesusahan dan kelaparan.
Padahal Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan, “Tidaklah mukmin orang kenyang, sementara tetangganya lapar sampai ke lambungnya”. (HR. Bukhari).
Ketujuh, bakhil pada diri sendiri dan keluarganya. Derajat bakhil yang paling parah adalah kikir pada diri sendiri dan keluarganya. Pada orang tua, istri dan anak anaknya sendiri. Punya uang saat mereka sakit tidak mau membantu mengeluarkan biaya berobat.
Kebutuhan diri sendiri dan keluarganya tidak dipenuhi, padahal mampu dan memiliki harta yang cukup melimpah. Inilah yang disebut orang yang memiliki tangan terbelenggu (bakhil). (Al Isra:29).
Dampak malapetaka kemanusiaan
Penyakit bakhil ini berdampak buruk bagi pelaku dan sesama manusia. Apa saja keburukan yang akan menimpanya. Allah dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjelaskannya sebagai berikut.
Pertama, termasuk perbuatan dosa besar dan akan diperlakukan buruk pada hari kiamat. Harta yang dibakhilkannya itu akan dikalungkan di lehernya pada hari kiamat. (Ali Imran:180).
Kedua, pelakunya masuk sebagai pengikut dan golongan syetan. Mereka bakhil karena takut dan khawatir hartanya habis dan berkurang. Selain itu mereka takut dan khawatir jatuh miskin. Takut miskin atau hartanya habis itu merupakan suruhan syetan. (Al Baqarah:268).
Ketiga, kelak mendapat azab yang pedih. Orang Bakhil itu termasuk tidak bersyukur pada harta, ilmu, kedudukan dan berbagai kenikmatan duniawi lainnya sebagai anugerah dari Allah. Harusnya mereka menggunakan hartanya untuk kemaslahatan sesamanya. Karena mereka tidak bersyukur maka wajarlah jika diri mereka mendapat azab yang pedih. (Ibrahim:7).
Keempat, penghalang masuk surga. Ternyata kebakhilan itu dapat membawa mudharat bagi pelakunya di dunia dan di akhirat. Di dunia ini mereka tidak disukai sesama manusia. Di akhirat nanti kebakhilannya akan menjadi penghalang mereka masuk dalam surga.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang menipu, bakhil dan orang yang buruk (perbuatannya)”.(HR. At Tirmidzi).
Kelima, hidupnya dalam kerugian atau tidak beruntung. Justru orang yang tidak bakhil itulah termasuk yang beruntung di dunia dan akhirat. (Al Hasyr:9) Mereka yang bakhil justru akan diberikan jalan kesukaran di dunia dan akhirat. (Al Lail:. 8-10).
Keenam. rezkinya menjadi sempit. Orang bakhil memandang bahwa harta yang dimiliki dan disimpannya itu menguntungkannya. Padahal itu merugikannya. Karena secara tidak sadar ia telah diperbudak oleh harta bendanya.
Sebagaimana Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menegaskan, “Dari Asma Radhiyallahu anha berkata, ‘Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam berpesan kepadaku. Janganlah kamu bakhil, yang disebabkan kamu disempitkan rezkimu”. (HR. Bukhari).
Ketujuh, sumber malapetaka kemanusiaan. Penyakit bakhil bisa menimbulkan rusaknya hubungan antar sesama manusia dan saling bermusuhan. Melahirkan kebencian diantara orang miskin dengan orang kaya yang bakhil. Sesuai sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di bawah ini.
“Hati hatilah kalian dari sifat bakhil sesungguhnya sifat ini telah membinasakan orang orang sebelum kalian. Yang mendorong mereka untuk rela menumpahkan darah serta menghalalkan segala apa yang diharamkan’. (HR. Muslim no. 2578).
Obat penyakit bakhil
Tiap penyakit ada obatnya. Allah menurunkan penyakit dan menyediakan obatnya. Sesuai sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, “Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obatnya, dan Dia telah menetapkan segala penyakit obatnya, maka janganlah berobat dengan perkara yang haram”. (HR. Abu Dawud no 3372).
Penyakit bakhil pun ada obatnya yang disediakan Allah, antara lain sebagai berikut.
Pertama, masuk atau beragama Islam secara menyeluruh. (Al Baqarah:208) Tidak setengah setengah. Tidak memilih dan memilah yang menguntungkan atau yang enaknya saja dalam beragama. Tapi mendalami semuanya, baik perintah atau larangan. Termasuk larangan berbuat bakhil dan bahayanya.(Ali Imran:180)
Kedua, meyakini bahwa semua yang dimiliki dan dikuasai oleh manusia semata mata milik dan kepunyaan Allah Azza Wa Jalla. (Ali Imran:109) Kekayaan dan kekuasaan yang dimiliki manusia semuanya merupakan titipan. Semua itu rezki dan pemberian Nya (Hud:6). Harta bukan semata mata hasil ikhtiar dan ilmu manusia. (An Najm:39).
Ketiga, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Sebab orang-orang yang beriman dan bertaqwa tidak akan berbuat bakhil pada sesamanya. Iman dan taqwa dapat mendorong manusia memberikan harta yang dicintainya untuk menolong sesama. Mereka pun peduli kaum duafa. Selain itu mau mengeluarkan zakat dari sebagian hartanya.(Al Baqarah:177).
Keempat, banyak bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah. Bentuk syukur itu diantaranya memberikan hartanya untuk berbagi pada sesama, berinfak, bersedekah dan berbuat baik dalam hidupnya pada orang lain. Dengan bersyukur ini malah dapat menjadikan hartanya berlipat ganda dan berlimpah ruah. (Ibrahim:7).
Kelima, hendaknya gemar tolong menolong (Al Maidah:2). Termasuk saling berbagi dan memberi pada sesama karena meyakini apa yang diberikan akan dilipatgandakan oleh Allah pahala dan rezekinya. (Al Baqarah:261). Apalagi menyadari bahwa di dalam hartanya ada hak dan bagian orang lain..(Adz Dzariat:19).
Keenam, berlomba lomba dalam berbuat baik (fastabiqul khairat). (Al Baqarah:148). Diantaranya selalu terlibat dan aktif dalam
berbagai kebaikan, kebajikan dan amal shaleh.(Al Asr:1-3)
Mengeluarkan sedekah subuh dan kegiatan di hari Jum’at. Memberikan infaq ke masjid (At Taubah:10), menyantuni fakir miskin dan anak anak yatim.(Al Maun:2-3) Termasuk mengeluarkan zakat untuk mengentaskan kemiskinan (At Taubah:60),
Ketujuh, berdoa dan memohon perlindungan dari Allah agar dijauhkan dari sifat bakhil. Sebagaimana doa dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. “Ya Allah, aku berlindung kepada Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di hari tua, dan sifat bakhil…”. (Bukhari no 6367, dan Muslim no. 2706).
Kedelapan, senantiasa membaca dan mendengarkan Al Qur’an (Al Araf:204), sebagai hudan (petunjuk) kepada manusia (Al Baqarah:185) dan membawa obat penawar dan rahmat (Al Isra’:28) Termasuk obat untuk menghilangkan penyakit bakhil pada diri manusia. Wallahu ‘alam.
Editor Teguh Imami