PWMU.CO – Lembaga Lingkungan Hidp dan Kebencanaan (LLHPB) Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur (PWA Jatim) telah melaksanakan kegiatan webinar dengan tema Bedah Kasus Surabaya Waterfront Land (SWL): Mengkaji Dampak bagi Ekosistem Laut dan Masyarakat Pesisir, Rabu (14/08/2024).
Acara ini diikuti oleh 82 peserta dari berbagai kalangan, yaitu pengurus LLHPB PWA Jatim, LLHPB Riau, anggota LLHPB PDA se Jawa Timur, Akademisi, Aktivis Lingkungan dan Masyarakat umum yang peduli terhadap isu-isu lingkungan yang keberlanjutan.
Acara ini dibuka oleh Sekertaris Umum PWA Jawa Timur Nur Mukarromah, yang menekankan pentingnya membangun kesadaran bersama dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup yang ada di sekitar kita.
Adapun narasumber dalam kegiatan ini adalah Pakar Tata Ruang dan Lingkungan Hidup ITS, Urban Planning Management, Urban Economic Putu Rudy Setiawan. Beliau menyampaikan bahwa dalam realisasi proyek pembangunan seharusnya ada keseimbangan antara aspek ekologi, sosial dan ekonomi.
Ia menambahkan, namun pada kenyataannya banyak proyek Pembangunan yang hanya memprioritaskan faktor ekonomi semata dan mengesampingkan aspek lainnya. Oleh sebab itu pembangunan SWL yang dilakukan di wilayah pesisir Surabaya perlu ditinjau secara cermat dalam perspektif tata ruang lingkungan hidup yang mengedepankan keseimbangan antara kebutuhan pembangunan kota dan keberlanjutan ekosistem pesisir.
Surabaya Waterfront Land Berpotensi Merusak
Narasumber kedua Direktur Eksekutif WALHI Jatim Wahyu Eka Styawan menerangkan, proyek SWL berpotensi merusak ekosistem yang menunjang keberlanjutan alam dan kehidupan masyarakat lokal. Oleh sebab itu harus dilakukan peninjauan ulang terhadap proyek ini dengan melibatkan para pemangku kepentingan serta partisipasi aktif dari masyarakat lokal dalam setiap tahapannya.
Webinar ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana peserta dapat berpartisipasi langsung dalam diskusi dan mengajukan pertanyaan kepada para pembicara. Antusiasme peserta menunjukkan tingginya kesadaran dan kepedulian terhadap isu lingkungan, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan di wilayah pesisir.
Keberadaan proyek SWL ini menjadi ujian bersama bagi teman-teman pemirhati lingkungan hidup. Dan kita punya beban moral untuk mendamipingi mereka yang sedang berjuang memperhatankan Kawasan pesisir Surabaya. Hal tersebut tentu sangat sejalan dengan prinsip Muhammadiyah dan Aisyiyah yaitu senantiasa membela masyarakat yang lemah dan atau yang terdholimi seperti halnya yang tertera dalam teologi al Ma’un. (*)
Penulis Uswah Sahal Editor Amanat Solikah