PWMU.CO – Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan selatan (PWM Kalsel) melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Dai Komunitas selama dua hari kabupaten Hulu Sungai Tengah, (17-18/08/2024).
Bimtek ini dihadiri langsung oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Ketua LDK PP Muhammadiyah Dr KH Saad Ibrahim M A, Ketua PWM Kalimantan Selatan Muchamad Arifin SAg MAg dan Prof Dr Ridahani Fidzi M Pd, dan Ketua LDK PWM Kalimantan Selatan Drs H Zainuuddin MD.
Ketua LDK PWM Kalimantan Selatan Drs H Zainuddin MD menyampaikan dalam laporannya, bahwa Bimtek Dai Komunitas LDK PWM Kalimantan Selatan ini dihadiri oleh seluruh PDM yang ada di Kalimantan Selatan.
“Kami sampaikan peserta yang hadir merupakan perwakilan dari 13 PDM se-Kalimantan Selatan. Selanjutnya di sampaikan bahwa kita sudah agendakan kunjungan peserta Bimtek nanti di 2 titik kunjungan yaitu lapas barabai dan komunitas mualaf suku dayak di Desa Patikalain, Hantakan, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan,” ungkapnya.
Ketua PWM Kalimantan Selatan Prof Dr Ridahani Fidzi M Pd menyampaikan dengan bangga dan bahagia dengan terlaksananya bimtek tersebut. PWM Kalimantan Selatan siap mengembangkan dakwah komunitas, terutama di wilayah Kalimantan Selatan.
“Kami merasa bangga dan bahagia atas pelaksanaan bimtek ini untuk ini kami berterima kasih kepada LDK PP Muhammadiyah. Kedepan kami akan mengembangkan binaan baru di kalsel selain 2 komunitas yang sudah ada yaitu mualaf dan penghuni lapas,” jelasnya.
Ketua LDK PP Muhammadiyah Muchamad Arifin SAg MAg, memberikan arahan dengan adanya kegiatan bimtek dalam rangka menguatkan kapasitas para dai komunitas yang bertugas.
“Bimtek ini dilaksanakan dalam rangka memberikan penguatan kepada para dai komunitas yang bertugas di Provinsi Kalimantan Selatan dengan berbagai komunitas yang di bina oleh dai-dai LDK PWM Kalimantan Selatan,” tandasnya.
Pesan Ketua PP Muhammadiyah dalam Bimtek Dai Komunitas
Dalam penyampaian materi, Ketua PP Muhammadiyah Dr KH Saad Ibrahim MA, menerangkan bahwa selain Muhammadiyah harus menjadi penentu dalam setiap kebijakan pemimpin, para Dai Muhammadiyah juga harus merawat daya nalar kritisnya.
“Muhammadiyah harus bisa menjadi “the man behind the gun” bagi penguasa jika tidak mampu menjadi pemimpin, maksudnya kita harus mampu menjadi penentu dalam setiap kebijakan. Rawatlah nilai kritis Muhammadiyah yang unik ini dengan istilah menangkap ikan tanpa mengeruhkan air. Inilah tambahan amanat yang harus di rancang LDK pada dai-dainya kedepan pada pola dan nalar kritisnya,” ungkap kyai Saad.
Kyai Saad juga menambahkan dengan semangat kepada peserta bimtek dengan penuh keyakinan bahwa pertolongan Allah pasti dekat dalam perjuangan dakwah. Karena berdakwah adalah tugas pengkhidmatan kepada Allah.
“Yakinlah pertolongan dari Allah itu pasti dekat dalam perjuangan kita. Terkadang apa yang kita lakukan tampak tidak bermanfaat atau biasa saja tapi kedepan akan memberikan dampak yang besar dari ikhtiar itu. Kita berdakwah itu untuk menjadikan agama pada posisi puncak dan berkhitmat pada Allah,” tutupnya. (*)
Penulis Muhaimin Editor Amanat Solikah