Oleh: Faruq Ahmad Futaqi – Direktur Bankziska Ponorogo.
PWMU.CO – Dalam sejarahnya, masjid memegang peranan yang sangat vital dalam kehidupan umat Muslim. Lebih dari sekadar tempat untuk melaksanakan ibadah mahdhah seperti shalat, masjid juga berfungsi sebagai pusat peradaban dan pembinaan umat.
Masjid memiliki dampak yang mendalam bagi kehidupan sosial, ekonomi, pembinaan karakter, dan budaya masyarakat Muslim. Oleh karena itu peran seorang takmir masjid, bukan “profesi” yang kaleng-kaleng.
Dia adalah Ustadz Suwardi, seorang takmir masjid Baitul Mukhlisin di jalan Lawu, kota Reog, Ponorogo.
Pada saat tim Bankziska bersilaturahmi selepas shalat Dhuhur berjamaah, beliau berbagi tentang strategi pengelolaan masjid, sehingga dapat meningkatkan jumlah jamaahnya hingga 250 persen. Dari yang semula sekitar 150 jamaah, meningkat menjadi lebih dari 400 jamaah. Dalam hal ini strategi yang digunakan adalah RCTI (Ramah, Cepat, Tuntas, dan Ikhlas).
Dengan strategi tersebut, setiap ada ide cemerlang dalam memakmurkan masjid, maka harus cepat dieksekusi, jangan terlalu banyak pertimbangan yang akhirnya akan menghambat pelaksanaannya.
Selanjutnya, dalam melaksanakannya harus secara tuntas jangan setengah setengah, tapi harus dilaksanakan dengan segala daya upaya disertai perencanaan yang matang dan dilaksanakan oleh orang yang profesional dan amanah. Kemudian, untuk menyempurnakannya setiap pelaksanaan dalam memakmurkan masjid harus disertai dengan keikhlasan, semata-mata karena Allah SWT.
Pantas saja Masjid Baitul Mukhlisin Ponorogo saat ini memiliki toko yang menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi jamaah yang berada di sekitar masjid dengan harga yang relatif murah. Selain toko juga tersedia cafe, sehingga siapa saja bisa ngeteh atau ngopi gratis di masjid.
Ustadz Suwardi yang mempunyai profesi sampingan sebagai juragan palawija ini menceritakan bahwa Masjid juga menyediakan salon gratis. Bagi yang ingin tampil rapi, fasilitas ini disediakan setiap hari Jumat. Semua itu disediakan semata-mata untuk memakmurkan masjid dengan cara melayani jamaah.
Masjid Baitul Mukhlisin Ponorogo ini juga memproduksi air minum dalam kemasan yang mana dalam satu bulan bisa memproduksi lebih dari 1000 galon, selain untuk memenuhi kebutuhan jamaah, juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum.
Lebih lanjut, Ustadz Suwardi yang dulu pernah mendapat amanah sebagai Majelis Ekonomi PDM Kabupaten Ponorogo ini tampak memiliki kompetensi entrepreneur yang luar biasa. Cara lain yang dilakukan untuk memikat jamaah adalah dengan menyediakan makan gratis dengan menu dan citarasa seperti di restoran. Makan gratis ini disediakan setiap hari Jumat dan setiap ada pengajian.
Pokoknya kalau takmir fokus melayani jamaah dengan layanan prima, maka jamaah pun akan menjadi loyal dan akhirnya jamaah tersebut akan kembali mendedikasikan dirinya untuk kemakmuran masjid.
Ketika tim Bankziska membersamai bendahara PWM Jawa Timur, Ustdaz drh Zainul Muslimin berkunjung ke Masjid Baitul Mukhlisin Ponorogo, dengan cepat Ustadz Suwardi menyampaikan ketertarikannya mendirikan Bankziska untuk memerdekakan masyarakat dari jeratan riba yang menyengsarakan.
Sebagai bentuk kesungguhan yang totalitas, tahap awal Ustadz Suwardi merencanakan akan menyiapkan modal sebesar Rp 100.000.000,00. Oleh karena itu beliau meminta tim Bankziska untuk segera melakukan sosialisasi dan mendirikan Bankziska Baitul Mukhlisin Ponorogo. (*)
Editor: Ni’matul Faizah