PWMU.CO – Dalam rangka karnaval HUT ke-79 RI, warga Dusun Gayam, Desa Payaman, Solokuro, Lamongan Jawa Timur mengundang Jidor Cilik Surya Nada SMPM 12 Sendangagung untuk tampil di karnaval desa setempat, Selasa (20/8/2024).
Karnaval yang dimulai pagi jam 08.00 sampai jam 12.00 dan dilepas Pemerintahan Desa (Pemdes) Payaman di lapangan Tlogo Ploso ini berhasil menghadirkan pemandangan dan suasana guyub, kompak dan semangat warga desa saat memperingati HUT ke-79 RI.
Dengan rute perjalanan dari Tlogo Ploso menuju Dusun Palirangan – Dusun Ringin – Sawo – Asem – Gayam ini nampak tumpah ruah warga Payaman sepanjang jalan yang dilalui. Bahkan warga desa sekitar (Sendangagung, Sugihan, Dadapan, Tebluru, Solokuro, Tenggulun, Godog, Bulu, Brangsi, dan Karangtawar) turut hadir guna menyaksikan dari dekat hiburan dan penampilan karnaval gratis tahunan ini.
Ketua RT 06 RW 08 Dusun Gayam Payaman, Munaji sengaja menyewa Jidor Surya Nada SMPM 12 Sendangagung Paciran ini demi turut memeriahkan karnaval. Sebenarnya dia merasa tertarik dan penasaran dengan kesanggupan anak kecil bermain jidor yang didominasi rebana, gendang, dan jidor sebagai bassnya ini.
“Kami dan warga dusun Gayam ini tertarik dengan jidor cilik yang dimainkan anak-anak, orang dewasa seperti saya saja belum tentu mampu main malah ini ada anak SMP main jidor, jadi ini menarik,” ucap Ketua RT saat menyambut rombongan jidor.
Sumatul Khair SE SPd, warga Gayam inilah yang menjadi narahubung ke group Jidor Surya Nada. Warga asli Payaman yang menjadi guru Madin Al-Ishlah Sendangagung Paciran ini merasa sanggup dan kenal orang yang bisa dihubungi untuk mengundang jidor cilik yang fenomenal ini.
“Pada waktu sidang saya usulkan jidor para bapak menyambut senang usulan saya, mereka penasaran. Mosok ono jidor cilik piye rupane opo yo enak (apa ada jidor cilik apa ya enak didengar),” cerita sumatul ibu dua anak ini.
“Setelah mereka menyaksikan penampilan Surya Nada ternyata bagus dan terkesan anak-anak luar biasa semangat dan kreatif, kami tidak kapok dan insyaallah kami ingin mengundang lagi,” tambah istri Miftahul Huda yang mengajar di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 6 (Mamusix).
Pecah Ban, Jidor Surya Nada Tetap Semangat Jalan
Jidor Cilik (Surya Nada SMPM 12) yang diangkut kereta rakitan khusus jidor mengalami pecah ban di tengah perjalanan karnaval Payaman. Hal ini berakibatnya gusarnya pemain dan pendamping jidor ini.
Beruntung, berkat kesigapan Zuhri Uhya dan Iwantoro (pendamping jidor) kendala itu tertangani dan jidor tetap jalan dan main meski harus diangkat roda sebelah depan.
“Anak-anak Jidor Surya Nada kali ini dapat pengalaman luar biasa, mereka harus tetap eksis meskipun ada kendala di lapangan, ini ilmu penting bagaimana anak-anak begitu gigih dan solid mencari solusi ketika ada masalah, bahkan mereka rela bergantian memikul dua jidor (bass) di bawah terik matahari yang menyengat,” cerita Ayah dua anak ini.
“Insiden ini diluar estimasi kami, ban roda kereta itu baru semua, ban lama dilepas dan tidak dipakai guna lebih ringan didorong, tetapi ada kendala teknis, dan ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua,” pungkasnya. (*)
Penulis Gondo Waloyo Editor Wildan Nanda Rahmatullah