PWMU.CO – Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Kelompok 74 Gelombang 3, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar program edukasi Anti Bullying di SDN Tunggulwulung I pada Selasa (13/08/2024).
Sekolah dipilih menjadi tempat pelaksanaan edukasi karena sekolah paling sering menjadi lokasi penindasan atau bullying.
Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara berulang dan melibatkan kekuatan yang tidak seimbang, dalam hal ini banyak dialami oleh siswa dan siswi baik secara verbal, fisik atau sosial.
Hal ini didukung dengan data hasil Asesmen Nasional (AN) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2021 dan 2022 atau rapor pendidikan tahun 2022 dan 2023.
Hasilnya, sebanyak 24,4 persen peserta didik mengalami berbagai jenis perundungan (bullying). Selain itu, hingga saat ini anak-anak juga masih rentan menjadi korban perundungan fisik, verbal, relasional, serta perundungan dunia maya (cyberbullying).
Berdasarkan hal tersebut, sebagai bentuk pencegahan terjadinya bullying di lingkungan sekolah dasar, Anggota PMM Baktimu Negeri kelompok 74 gelombang 3 mengadakan kegiatan bertajuk “Say No to Bullying” di SDN Tunggulwulung I.
Kegiatan ini diikuti oleh siswa dan siswi SD Negeri Tunggulwulung I. Mereka belajar mengenai beberapa hal, mulai dari cara menghindari perilaku bullying di sekolah, cara mengatasi bullying di sekolah, dampak yang ditimbulkan dari perbuatan bullying hingga cara mencegah tindakan bullying di kehidupan sehari-hari.
Koordinator PMM kelompok 74 gelombang 3, Muhammad Raffi Ustadziansyah menyampaikan bahwa kegiatan ini diadakan sebagai bentuk ikhtiar untuk mencegah peningkatan kasus bullying di lingkungan sekolah. Mengingat maraknya kasus-kasus bullying, apa lagi sekolah menjadi salah satu tempat yang rentan terjadinya bullying.
“Maka dari itu kami mengadakan kegiatan “ Say No to Bullying” di SDN Tunggulwulung 1. Dengan kegiatan ini diharapkan kasus-kasus bullying di lingkungan sekolah akan menurun,” tutur Raffi.
Menurut Raffi, dalam mengatasi bullying dibutuhkan kolaborasi serta inisiasi dari berbagai pihak.
“Kami berharap dengan adanya kegiatan tersebut, SDN Tunggulwulung 1 mampu menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif bagi semua siswa. Mari kita bekerja sama untuk membangun komunitas sekolah yang penuh dengan dukungan dan bebas dari kekerasan,” ujarnya
“Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, kami berharap SDN Tunggulwulung 1 menjadi tempat yang aman dan menyenangkan bagi para siswa untuk melakukan kegiatan belajar,” pungkasnya (*)
Penulis Alfendra Domes Editor Ni’matul Faizah