Amien Rais (Sumber: Tempo)
Rokhmat Widodo – Pengamat Politik dan Kader Muhammadiyah Kudus
PWMU.CO – Amien Rais, tokoh politik senior dan mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), dikenal dengan prediksinya yang kerap menjadi sorotan. Salah satu prediksi yang paling tepat adalah mengingatkan bahaya sosok Joko Widodo (Jokowi) menjadi pemimpin bangsa Indonesia.
Saat ini masyarakat mulai membenarkan pernyataan Amien Rais bahwa Jokowi merusak demokrasi, reformasi dan melanggengkan dinasti. Demonstrasi besar-besaran di berbagai daerah menentang pengesahan revisi RUU Pilkada menunjukkan legitimasi Jokowi di mata publik sudah tidak ada.
Saat Jokowi dicalonkan menjadi Presiden Indonesia 2014, Amien Rais mengkritik keras. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah menilai Jokowi mempunyai ambisi kekuasaan yang sangat berbahaya bagi kelangsungan demokrasi di Indonesia.
Saat itu, Amien Rais diserang para pendukung Jokowi yang biasa dikenal Jokower dengan tudingan gelandangan politik. Namun, Amien Rais tetap dengan data dan analisa yang dimiliki mengungkapkan Jokowi akan merusak reformasi dan tatanan demokrasi di Indonesia.
Pasca Pilpres 2014, Amien Rais terus mengkritik kebijakan Jokowi. Ia menuding Jokowi melakukan berbagai pelanggaran terhadap konstitusi, seperti pengambilan keputusan yang tidak transparan, penyalahgunaan kekuasaan, dan pengabaian parlemen. Amien Rais juga menuding Jokowi telah melakukan berbagai pelanggaran HAM, seperti kasus penembakan aktivis dan pembubaran demonstrasi.
Salah satu kritik utama Amien Rais terhadap pemerintahan Jokowi adalah praktik nepotisme yang dianggap merajalela. Ia menuding bahwa Jokowi cenderung mengangkat keluarga dan kroninya ke posisi strategis di pemerintahan. Gibran, anak sulung Jokowi, terpilih menjadi Wali Kota Solo pada tahun 2020. Amien Rais menilai terpilihnya Gibran sebagai Wali Kota Solo sebagai bentuk nepotisme yang jelas, karena putra sulung Jokowi dianggap belum memiliki pengalaman politik yang cukup.
Bobby, menantu Jokowi, terpilih menjadi Wali Kota Medan pada tahun 2020. Amien Rais melihat hal ini sebagai bukti bahwa Jokowi lebih memprioritaskan keluarga daripada kompetensi.
Amien Rais juga menyoroti beberapa posisi strategis yang dipegang oleh pihak-pihak yang dekat dengan Jokowi, seperti Menteri BUMN Erick Thohir, yang merupakan sahabat dekat Jokowi.
Amien Rais berpendapat bahwa praktik nepotisme ini merusak sistem pemerintahan dan merugikan masyarakat. Ia menilai bahwa Jokowi lebih memprioritaskan kepentingan keluarga dan kroninya daripada kepentingan rakyat.
Amien Rais juga menuduh pemerintahan Jokowi memiliki kecenderungan otoritarian. Ia menilai bahwa Jokowi cenderung membungkam kritik dan melakukan kriminalisasi terhadap para kritikus. Beberapa contoh yang diajukan Amien Rais adalah:
Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional UGM ini menuding bahwa Jokowi seringkali menggunakan aparat penegak hukum untuk menangkap aktivis dan jurnalis yang kritis terhadap kebijakan pemerintah.
Amien Rais melihat adanya upaya pembatasan ruang publik untuk berdiskusi dan menyampaikan kritik. Ia mencontohkan UU ITE yang dianggap sering digunakan untuk membungkam kritik di media sosial.
Mantan Ketua MPR ini mengungkap Jokowi melakukan kontrol terhadap media massa. Ia menilai bahwa beberapa media massa cenderung pro-pemerintah dan tidak kritis terhadap kebijakan Jokowi.
Amien Rais menganggap tindakan-tindakan ini sebagai upaya Jokowi untuk mengendalikan narasi publik dan membungkam suara-suara yang berbeda pendapat. Ia menilai bahwa tindakan ini merupakan ciri khas pemerintahan otoritarian.
Editor Teguh Imami