PWMU.CO – SEO (search engine optimization) dalam berita itu misteri. Yang tahu hanya Google dan Tuhan.
Tapi, Deni Mulia pelan-pelan membantu untuk membongkar misteri itu. Jurnalis Kompas TV tersebut menjadi narasumber dalam Jambore Ke-2 Media Afiliasimu Muhammadiyah di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta, Ahad (25/8/2024).
Jambore yang diikuti puluhan media afiliasi Muhammadiyah itu berlangsung selama dua hari sejak Sabtu (24/8/2024).
Menurut Deni, terdapat tiga komponen yang harus dikolaborasikan dalam SEO. Ketiganya adalah redaksi, tim IT (information technology), dan iklan.
Soal redaksi, misalnya. Yang dilakukan para awak redaksi adalah mencari judul, mendefinisikan keyword, menanam keyword, riset keyword, dan memberi tag.
Untuk IT, fokusnya pada backlink (tautan eksternal), domain authority (metrik yang digunakan untuk memprediksi seberapa besar kemungkinan suatu website mendapatkan ranking di halaman hasil penelusuran), Google search console (pencarian Google), dan lain-lain.
Sementara pada iklan, salah satunya pasang adwords di Google. Ini adalah strategi pemasaran periklanan baru dengan menggunakan mesin pencarian Google sebagai sarana.
Lebih lanjut, Deni menjelaskan bahwa di SEO berita yang lama pun bisa di-rewrite (tulis ulang). “Kompas TV pernah menulis soal mandi besar. Waktu dinaikkan ratingnya tinggi. Kemudian turun. Beberapa waktu kemudian ditulis ulang, ratingnya bisa naik lagi,” kata Deni.
Dua Jenis Keyword
Di sinilah Deni menyebut ada dua jenis keyword. Pertama, keyword momentum. Keyword ini muncul terkait momentum tertentu.
“(Cirinya, Red) cepat naik, cepat juga turunnya. Gak awet hidup sekali, lalu mati,” imbuh anggota Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah itu.
Selain keyword momentum, ada pula keyword evergreen. Menurut Deni, keyword ini muncul setiap saat.
“Awet, dicari orang setiap saat. Long tail. Traffic recehan, tapi sering dicari,” ujarnya.
Para penulis berita, lanjut Deni, setiap kali menulis berita harus menentukan keywoard-nya. Bagaimana cara menempatkan keyword?
“Harus di judul,” tegas Deni.
Selain itu, harus ada di teaser. Keyword juga ada di paragraf pertama serta badan berita.
“Jadikanlah tagging. Tagging harus benar-benar pas. Jangan sembarang memberi tag,” ujar alumnus Universitas Muhammadiyah Surakarta tersebut.
Keyword Spesifik dan Generik
Deni juga menjelaskan, kata kunci dibedakan atas keyword spesifik dan generik. Misalnya, keyword spesifiknya Ahok, maka generiknya Basuki.
Contoh lainnya, jika keyword spesifiknya Ahok Pertamina, maka keyword generik Ahok.
Rumus keyword, terutama dalam membuat judul, adalah PPT. Singkatan dari people, place, dan thing. “Atau, dalam bahasa Indonesia SPOK-nya (subjek, predikat, objek, dan keterangan),” terang mantan jurnalis Gatra itu.
Deni memberikan informasi penting bagi para pemula yang ingin belajar SEO. Mereka bisa mengunjungi laman Dailyseo.id.
Deni juga menegaskan bahwa menulis bukan hanya tentang apa yang kita anggap penting, tapi menulis tentang apa yang orang cari atau butuhkan.
“Terakhir, apa yang paling penting dari media, yaitu mengetahui intensi penulis,” tegasnya.
Penulis Achmad San Editor Azrohal Hasan