PWMU.CO – Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin dalam konferensi Internasional Muhammadiyah Education Awards 2017 menyampaikan bahwa dalam generasi millenial ini, ada faktor positif dan dan negatif terkait upaya membangun karakter.
Pada faktor positif Din menyebut ada tiga hal yang terdapat pada generasi milenial. Pertama, open minded. Era ini sangat terbuka, sehingga dapat menerima pengetahuan dan informasi yang bervisi untuk kemajuan. Kedua, punya rasa percaya diri yang sangat tinggi.
“Ketiga, selalu mempunyai banyak ide cerdas, sehingga tidak hanya bilang pokoke. Adapun faktor negatifnya adalah pertama, sifat malas. Kedua, merebaknya budaya narsis dan yang ketiga, adanya cuekisme yaitu sifat cuek yang sebenarnya bukan karakter asli masyarakat kita. Hal tersebut tidak hanya kita temukan di Eropa saja tapi juga kita temui di Indonesia,” tuturnya.
“Tiga karakteristik baik positif maupun negatif itu adalah karakteristik Generasi Millenial,” jelas Din.
Din kemudian mengatakan, para pendidik harus menyadari bahwa saat ini merupakan era milenium. Para pendidik harus mempunyai kepercayaan penuh bahwa generasi muda Indonesia punya potensi yang sangat besar.
“Dan perlu kita ingat bahwa murid – murid kita mempunyai akal. Artinya ada potensi besar pada semua siswa untuk berkembang,” ujarnya.
Din juga menegaskan bahwa sebagai pendidik yang baik seharusnya tidak hanya sekedar mentransfer knowledge. Tetapi yang terpenting adalah mentransfer nilai – nilai moral, termasuk kejujuran di dalamnya.
Din menegaskan bahwa pendidikan Islam dan pembinaan generasi penerus perlu berorientasi untuk menjadi yg terbaik atau the best. Seperti dlm ungkapan Bahasa Inggris “To be good is not good enough, why not the best, and be the best”. “Artinya, menjadi baik tidak cukup baik, mengapa tidak menjadi yang terbaik. Jadilah yang terbaik,” pungkasnya. (uzlifah/ilmi)