PWMU.CO – Semangat untuk memiliki kemandirian ekonomi tampak terpancar dalam kegiatan Ngaji Malam Sabtu (Jamastu) edisi kedua yang digelar di Angkringan Kejujuran Halaman Masjid Ar Rohmah Corekan Kota Kediri, Jumat (23/08/2024).
Kegiatan yang merupakan kolaborasi LHKP, LPCR, MPKSDI, Majelis Tarjih dan dimotori oleh AMM Kota Kediri ini digelar rutinan tiga mingguan dan berpindah-pindah lokasi.
Anjar Setianto Ketua Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata PDM Kota Kediri yang menjadi salah satu pemateri membahas tentang jihad ekonomi Muhammadiyah. Beliau menyampaikan bahwa seperti yang diajarkan oleh K.H Ahmad Dahlan mengenai Surat Al Maun itu bukan diambil dari teorinya saja akan tetapi aksinya yang harus ada. Muhammadiyah harus lebih menancapkan eksistensi gerakannya bukan pengetahuannya saja.
Anjar mengamati dari dulu Muhammadiyah lebih banyak membangun, seperti pada data terdapat 5.345 sekolah, 178 perguruan tinggi terdiri dari 83 universitas dan 53 sekolah tinggi, ada 122 rumah sakit dan usaha lainnya yang luasnya hampir kurang lebih 21 juta hektar. Hal ini merupakan jumlah yang fantastis dalam aset Muhammadiyah. Mungkin sebagai catatan pada skala nasional dan internasional hal tersebut merupakan suatu kebanggaan tersendiri.
“Namun beberapa hari ini kita agak terganggu yang di mana Muhammadiyah kaya akan tetapi pada masyarakatnya masih banyak yang kekurangan. Muhammadiyah dari sisi pelaku bisnis masih sedikit kurang namun, bukan itu masalahnya sebenarnya. Di kota Kediri sendiri pun menurut data jumlah kemiskinan mencapai angka 19,24 ribu jiwa. Nah siapa lagi yang bertanggung jawab akan hal ini,” jelasnya.
Pria yang juga Koordinator Daerah Forum Keluarga Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Fokal IMM) Kediri Raya ini juga menyampaikan bahwa Muhammadiyah sebenarnya mempunyai sumber daya manusia yang mampu menciptakan dalam bidang intelektual. Muhammadiyah bisa saja menjadi korporasi mengalahkan Sinar Mas atau Gudang Garam karena jika kita bandingankan aset yang dimiliki Muhammadiyah lebih besar.
Jihad Ekonomi Muhammadiyah
Ia menambahkan, akan tetapi mungkin masih ada dilema tersendiri yang bisa kita lihat dari banyaknya sekolah atau amal usaha ditinjau dari kelayakan gaji yang masih dibawah UMR. Artinya ada sesuatu yang belum optimal di lingkungan Muhammadiyah dan hal tersebut menjadi sebuah tantangan.
Lebih lanjut ia menjelaskan, konsep sederhana yang bermula dari surat Al Maun bisa mendirikan aset yang baik itu adalah hal yang luar biasa dan tantangannya hari ini bagaimana aset itu bisa berkembang lebih baik untuk kedepannya. Pada lembaga rumah sakit sudah bagus tetapi pada bidang bisnis masih banyak yang gagal dimana masih banyak kesalahan maupun kekurangan dalam sistem pembentukan badannya.
“Harusnya ada beberapa elemen dalam pembentukan badannya seperti bagaimana tata kelolanya, pengumpulan dananya. Berikutnya dari segi pengumpulan modal, yang bisa kita kumpulkan dari jamaah,” tutur pria yang juga direktur PT Baradis tersebut.
Menurut Anjar perihal tata kelola bisnis memiliki tiga elemen yaitu pertama lembaga sosial sebagai tempat berkumpulnya warga contoh AMM. Kedua, badan usaha pengumpulan modal yang sekarang belum ada namun bisa saja melalui lazismu maupun koperasi. Ketiga, lembaga yang mengatur perihal mencari keuntungan dari modal tersebut.
Di akhir materinya Anjar berharap bahwa kedepannya dalam lembaga yang didirikan itu bisa dari segi pekerjanya, devidennya itu masih tetap didalam perputaran atau kembali lagi ke warga maupun lembaga Muhammadiyah.
Kegiatan ini menjadi semakin gayeng karena tidak hanya dihadiri oleh Jamaah Masjid Ar Rohmah namun juga tokoh Muhammadiyah yang bergerak di bidang ekonomi seperti Suprapto (Inisiator Swalayan Surya), Koesworo (pendiri LPK Neptune), Mujiyono (Wakil Ketua PDM), Arif Budianto (Pengusaha Muda) ataupun kader-kader Muda yang juga wirausahawan seperti Choirul Amwar (Ketua LDK), Candra Aditya (Sekretaris PDPM), Nasrudin (Eks Komisioner KPU) dan kader-kader AMM lain.
Gilang Romadon kader PC IMM Kediri Raya sangat antusias mengikuti kegiatan ini karena materi bekal kemandirian ekonomi yang menurutnya sangat penting dan mengapresiasi kegiatan Jamastu. Alhamdulillah saya dapat banyak sekali ilmu yang bisa saya jadikan inspirasi terlebih di situasi seperti sekarang yang tidak bisa mengandalkan harapan untuk menjadi pegawai saja.
“Saya juga sangat senang dengan kegiatan ini karena melalui Jamastu bisa langsung berinteraksi dengan tokoh-tokoh PDM Kota Kediri yang sudah dijadwalkan sedemikian rupa. Misal mempunyai uneg-uneg tentang perkaderan Muhammadiyah Kota Kediri bisa hadir saat nrasumbernya Ketua Majelis Kader dan Wakil Ketua PDM yang membidangi Majelis Kader,” jelasnya. (*)
Penulis Rizka Nur Fadhilah Penulis Amanat Solikah