PWMU.CO – Mudir Pondok Pesantren Al Fajr Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Bungah H Imam Syafi’i SAg mengajak santri membangun mimpi menjadi sukses saat Khutbah Ta’aruf Santri di Masjid As Syuhada Perguruan Muhammadiyah Bungah, Gresik, Sabtu (10/8/2024).
Imam (panggilan akrabnya) menyampaikan rasa syukurnya. “Alhamdulillah saya sangat senang malam ini, dan akhirnya mimpi saya terwujud,” ujarnya.
Dia mengatakan 6 tahun yang lalu pernah bermimpi. “Saya bermimpi sekolah di lingkungan perguruan Muhammadiyah Bungah ini punya santri, punya pondok,” ucap guru Pendidikan Al Islam dan Budi Pekerti di SMK Muhammadiyah 1 Gresik ini.
Alhamdulillah, tambahnya, malam ini saya bersyukur bisa duduk bersama di tengah-tengah santri dan guru-guru yang luar biasa.
“Dan malam ini jumlahnya kurang lebih 94 santri, ini sangat luar biasa,” ucap ayah dua anak ini.
Harapan saya, imbuhnya, anak-anak kerasan. “Di pondok harus ada perubahan menjadi lebih baik, tambah baik ngajinya, sholatnya dan perilakunya,” harapnya.
Pondok Pesantren Al Fajr Berkisah Orang Badui Bersama Nabi Muhammad
Di depan para santri, guru dan tamu undangan, Imam kemudian mengisahkan tentang orang Badui pada masa Nabi Muhammad.
“Saat itu orang Badui boleh ikut perang, ketika selesai perang orang Badui mendapat sebagian ghanimah yang diberikan oleh sahabat atas perintah Nabi,” kisahnya.
Dengan terpaksa, tambahnya, orang Badui menerima ghanimah tersebut. “Kemudian orang Badui membawanya kepada Nabi sambil bertanya dengan sopan tentang harta tersebut,” tuturnya.
Nabi kemudian menjelaskan bahwa harta itu sudah menjadi haknya. “Tetapi semua ini bukan karena aku ingin mengikutimu ya Muhammad,” ujar Imam mengutip ucapan orang Badui tersebut.
“Jika ada perang lagi, saya ingin ikut, dan saya ingin leher saya terkena busur panah kemudian saya mati di medan perang untuk membela agamamu ya Muhammad,” ucap Imam menirukan keberanian orang Badui untuk mati syahid.
Orang Badui ini ikhlas untuk membela agama Islam. “Dan akhirnya saat perang bergejolak, orang Badui ini benar-benar mati dan terkena busur panah mengenai lehernya,” tambah Imam.
Dari cerita ini dapat diambil hikmahnya. “Cita-cita harus sekuat mungkin, termasuk cita-cita masuk surga adalah mulia,” tuturnya.
Santri Al Fajr ingin apa di pondok, tambahnya, tentunya ingin mencari ilmu yang sebelumnya tidak tahu akhirnya sekarang tahu.
“Anak-anak harus semangat dan bangga menjadi santri di Pondok Al Fajr, bangga dengan ilmu yang diraihnya,” tambah mantan Kepala SMK Muhammadiyah 1 Gresik ini.
Tentu, imbuhnya, bangga dengan orang tua. “Saat ini orang tua kalian sedang bermimpi ingin anak-anaknya berhasil dan sukses dengan pendidikannya,” tuturnya.
Imam menyampaikan rasa bangga atas prestasi santri Pondok Al Fajr. “Bulan Ramadhan kemarin sekitar 8 santri telah tersebar sebagai imam shalat tarawih di 6 desa sekitar Kecamatan Bungah,” ungkapnya.
Ini sangat luar biasa, tambahnya, prestasi yang membanggakan.
“Ayo kita membangun mimpi setinggi mungkin agar menjadi sukses saat pulang dari pondok Al Fajr,” ajak pria kelahiran Gresik ini.
Di akhir paparannya, Imam mendoakan anak-anak agar kelak sukses dan berhasil. “Semoga cita-cita anak-anak terwujud, cita-cita yang mulia, bekal di dunia dan dan akhirat,” harapnya. (*)
Penulis Musyrifah Editor Syahroni Nur Wachid