PWMU.CO – Nuur Raudhah Tahliyatusyifa, siswi SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) telah kembali belajar di sekolah. Tahun 2023 lalu, Ia mengikuti Rotary Youth Exchange Program di Finlandia.
Ditemui PWMU.CO, Selasa (27/8/2024), Tahliya biasa ia dipanggil, membagikan pengalamannya.
“Saya sampai di Finlandia tanggal 6 Agustus 2023 dan tiba di Indonesia 12 Juli 2024. Saya tinggal di Finlandia kurang lebih 11 bulan,” ungkapnya mengawali ceritanya.
Selama di Finlandia, Ia tinggal di empat host familiy. Tiga host Family yang pertama tinggal di Paimio.
Keluarga pertamanya adalah keluarga Hannula yang tinggal di Kangastie 8, Paimio. Keluarga Luka Hannula yang belajar di smamda satu tahun. Lalu keluarga Välimaa yang tinggal di Kalevantie 578 Paimio, setelah itu keluarga Louhi yang tinggal di Kangastie 3 Paimio, dan host familiy yang terakhir, Ia tinggal bersama officer saya Ruth Cumini di Sirkkalankatu 5b, Turku.
Kenangan Bersama Host Family
“Tinggal berpindah-pindah dengan empat keluarga berbeda membutuhkan proses adaptasi yang cepat,” tegas gadis berhobi menggambar ini.
Namun satu hal terpenting yang Ia pelajari dari pengalaman tinggal di host family adalah, despite differences love can always be shared yang artinya terlepas dari banyak perbedaan ada cinta yang harus dibagikan. Semua host family menerimanya seperti keluarga sendiri
Setiap host familynya memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Ia mengaku bisa beradaptasi dengan semua membawa kesan tersendiri.
“Tinggal di keluarga Välimaa paling berkesan karena bertepatan denga bulan Ramadan,” katanya
Ia disambut dengan penuh kehangatan. Keluarganya ini berkeinginan untuk memahami lebih dalam tentang budaya Indonesia dan praktik Islam, termasuk berpuasa di bulan Ramadan. Mereka membuatnya merasa di rumah.
“Mereka menyempatkan berbuka bersama di akhir pekan, bahkan menyediakan kurma yang saya gemari,” katanya. Meskipun jauh dari Indonesia, Ia tidak merasa kehilangan momen berharga seperti berburu takjil di sore hari atau ngabuburit bersama teman-teman. Sebaliknya, Ia menemukan kehangatan yang sama dalam berbagi tradisi dan memasak bersama cemilan khas Ramadan seperti bakwan dengan host family
Hal Menarik di Sekolah
Selama di Finlandia, Tahliya belajar di Paimion Lukio (Paimo City High School) yang terletak di city center Paimio.
Ia menemukan banyak hal menarik di sekolah. Yang pertama hal yang membuat Ia terkesan adalah tempat ibadah yang disediakan khusus untuknya.
Termasuk saat menjalankan ibadah puasa ramadan, Ia bisa berpuasa dengan nyaman. Sekolah sangat toleran dengan keperluan ibadah umat muslim dan memastikan Tahliya bisa memenuhi kewajiban ibadahnya.
Ia juga menceritakan masa SMA standar di sekolahnya adalah 3 tahun, namun siswa bisa memperpanjang waktu sekolah sampai 3,5-4 tahun merupakan hal yang biasa jika siswa ingin memprioritaskan aktivitas di luar sekolah, seperti menjadi atlet atau memperbanyak pengalaman kerja. Karena kelonggaran tersebut, tergantung kelas-kelas yang kita pilih dalam suatu periode
Terkait jam masuk sekolah adalah 08.40-14.15. Jam istirahat makan siang sekitar 40 menit namun siswa juga mendapatkan hyppytunti atau free period, siswa bebas mau melakukan apa saja, kadang Ia dan teman-teman mampir ke supermarket, atau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Sekolah dan fasilitasnya cukup menarik, karena ada makan siang gratis, sampai laptop juga dipinjamkan ke siswa, bahkan jika seorang siswa tinggal di tempat yang jauh, biaya transportasi juga di-cover.
Komunikasi antara guru, orang tua, dan murid dari pengumuman sampai nilai ulangan bukan pada WhatsApp namun di aplikasi Wilma. Sehingga privasi masing-masing individu terjaga.
Mutual respect antara guru dan murid sangat terasa di lingkungan sekolah. Murid-murid fokus terhadap pembelajaran dan tidak tidur atau sibuk berbicara sendiri. Bahkan kalau jam kosong tetap mengerjakan tugas
Ia bersyukur di Negara yang sistem pendidikannya baik ini Ia berkesempatan untuk presentasi di kelas musik mengenai musik Indonesia. dan beberapa kali di kelas sejarah mengenai peran Indonesia di kejadian-kejadian penting dunia seperti pada perang dunia kedua.
Tiga Pelajaran Favorit
Banyak mata pelajaran yang ditawarkan untuk dipelajari dan Tahliya bisa merasakan sistem pendidikan terbaik dunia.
“Saya senang bisa merasakan sistem pendidikan terbaik dunia,” ungkapnya.
“Saya merasakan langsung pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa, berbeda dengan sistem yang ada di Indonesia,” imbuhnya.
Ia menjelaskan bahawa disekolahnya memiliki 6 periode yang durasinya kurang lebih 2 bulan per periode. Pada 6 periode itu, ia memilih berbagai mata pelajaran yang berbeda-beda, dari biologi sampai filosofi.
Dari semua pelajaran yang Ia pilih, pelajaran favoritnya adalah pelajaran seni, bahasa inggris, dan Suomalainen Yhteiskunta (Finnish Society).
Di pelajaran seni, guru seni, Arto Vastamaki selalu memiliki approach yang menarik di kelas. Karya siswa bisa mengenai identitas diri sampai sejarah romawi. Salah satu tugas beliau yang berkesan adalah tugas pertama yaitu siswa dihimbau untuk menilik kembali pengalaman masa kecil dan membuat peta.
Ternyata, tugas ini juga digunakan untuk memperhatikan bagaimana urbanisasi mengubah Finlandia sebagai negara yang lahannya didominasi hutan, seiring berjalannya waktu.
Peta murid-murid dari jangka waktu 90-an sampai sekarang diamati dan menunjukkan perubah dari hutan belukar ke lebih banyak gedung dan perumahan.
Ia sangat senang belajar seni hingga bisa menghasilkan prestasi.
“Alhamdulillah, kecintaan saya belajar seni membuahkan hasil yang luar biasa. Karya lukisan saya dipamerkan di Pameran Lokal di Paimio City Library akhir Maret hingga April 2024,” tegasnya.
Salah satu perbedaan yang menonjol antara Finlandia dan Indonesia di tugas ini adalah bagaimana murid-murid lokal memiliki jauh lebih banyak pengalaman dalam menjelajahi lingkungan mereka secara mandiri.
Hal ini merefleksikan individualitas dan kepercayaan yang orang Finlandia miliki sebagai masyarakat dibandingkan Indonesia yang lebih komunal dan menjunjung tinggi kebersamaan.
Dalam pelajaran Bahasa Inggris, Ia didampingi wali kelasnya, Juhani Lundman yang banyak sekali membantu dalam proses adaptasi di sekolah, dari sistem ulangan dan aturan sekolah sampai sharing-sharing hal santai.
“Saya sangat menyukai pembelajaran bahasa Inggris di Lukio karena cara penyampaian beliau yang straightforward,” tegasnya.
Pembekalan grammar merupakan hal yang penting, dan sub bab yang dikemas dengan tema-tema yang menarik seperti international relations dan pop culture, membuat siswa tidak terlalu jenuh melihat berbagai macam jenis kalimat.
“Selain belajar struktur paragraf dan grammar, general knowledgeku juga makin banyak, ditambah dengan banyaknya kesempatan untuk berdiskusi dan brainstorming,” kenangnya.
Salah satu sub bab yang sangat membantunya adalah mengenai study abroad. Ia diajarkan membuat CV paper dan video yang dilirik oleh universitas dan perusahaan negara berbahasa Inggris dan grammar-grammar yang patut dikuasai.
Dan yang terakhir Suomalainen Yhteiskunta/Finnish Society yang diajarkan oleh kepala sekolah yaitu Olli-Pekka Lehtonen. Ia bersyukur memiliki kepala sekolah seperti Olli-Pekka atau kerap disapa sebagai OP, yang selalu memastikan pengalamannya di Paimion Lukio menyenangkan dan ramah ke seluruh penduduk sekolah.
Di kelasnya, Ia belajar A-Z mengenai Finnish Society. Tentu kelas diajarkan dalam bahasa Finlandia, namun beliau memberikan tugas yang terpisah berbahasa Inggris, dan seringkali Ia memperhatikan perbedaan Finlandia dan Indonesia.
Dari sistem pemerintah mereka yang parlementer sementara kita presidensial, dan pertanyaan menarik yaitu “Can you buy power in Finland or in Indonesia?” dimana kita perlu merefleksikan pernyataan dari Michel Foucault yaitu “There is Power in everywhere”. Dari kelas ini saya menyadari ketertarikan saya dalam mempelajari hukum dan masyarakat. Hal inilah yang menginspirasinya untuk melanjutkan studi dibidang hukum.
Putri pasagan dr Pangajoman MM dan Retno Wulandari S Pd MM ini sangat bersyukur bisa mengenyam studi di Finlandia.
“Alhamdulillah saya mendapat banyak sekali pengalaman di finland. Saya yakin pengalaman ini akan sangat bermanfaat bagi masa depan saya,” ucapnya penuh syukur
“Kelak saya mempunyai cita cita untuk membagikan pengalaman berharga ini untuk kemajuan nusa dan bangsa,” tandasnya. (*)
Penulis Nuur Raudhah Tahliyatusyifa dan Tanti Puspitorini Editor Wildan Nanda Rahmatullah