PWMU.CO – Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) sukses menyelenggarakan konferensi internasional perdana, HARMONICA (Healthcare Management and A Multidisciplinary Medicine International Conference in UM Surabaya).
Acara ini digelar secara daring melalui zoom meeting pada Rabu (28/8/2024).
Dengan tema Revolutionizing Healthcare: Digital Solutions, Integrated Services, and Innovative Approaches for Enhanced Quality in Challenging Times, konferensi ini berhasil menarik perhatian sekitar 100 peserta dari berbagai negara.
Peserta terdiri dari profesional kesehatan, peneliti, mahasiswa, dan pemangku kepentingan di bidang kesehatan. Konferensi yang berlangsung selama dua setengah jam ini dibuka oleh Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UM Surabaya, Dr dr Muhammad Anas SpOG.
Dalam sambutannya, Dr Anas menekankan pentingnya inovasi digital dan kolaborasi lintas disiplin untuk menghadapi tantangan kesehatan modern.
“Kita berada di era di mana teknologi dan kolaborasi lintas disiplin menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan,” ujarnya.
Konferensi ini menghadirkan tiga pembicara utama yang merupakan pakar di bidangnya. Dr Alireza Atashi PhD dari Departemen Kesehatan Digital, Universitas Ilmu Kedokteran Tehran, Iran, menyampaikan presentasi dengan topik Digital Empowerment in Healthcare: Strategies for Quality Enhancement in Challenging Environments.
Dr Atashi menyoroti pentingnya teknologi digital, seperti telemedicine dan aplikasi mobile health, untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di daerah dengan sumber daya terbatas.
“Teknologi digital membuka pintu akses kesehatan yang sebelumnya tertutup,” kata Dr Atashi.
Beliau juga menekankan pentingnya adaptasi teknologi dengan konteks lokal untuk memastikan efektivitas implementasinya.
Prof Muhammad Najib Mohd Alwi dari Management and Science University, Malaysia, membahas topik Integration of Clinical Research Centre, Training Centre, and Service Centre to Improve Quality of Healthcare Centre.
Ia menguraikan model integratif yang diterapkan di Malaysia. Dalam model ini, penelitian klinis langsung diaplikasikan ke dalam pelatihan tenaga kesehatan dan layanan pasien. Hasilnya, kualitas layanan meningkat dan adopsi inovasi klinis semakin cepat.
“Integrasi ini tidak hanya meningkatkan kualitas layanan, tetapi juga mempercepat adopsi inovasi dalam praktik klinis,” ungkapnya.
Dr Nurma Yuliyanasari MSi dari Fakultas Kedokteran UM Surabaya, menyampaikan topik Digital Dilemmas to Digital Health Solutions: Integrating Academic Research on Fasting into Commercial Clinical Services to Combat Modern Obesity.
Dr Nurma mengungkap potensi puasa sebagai intervensi gaya hidup dalam mengatasi obesitas. Tantangan utama adalah integrasi temuan ilmiah ini ke dalam layanan kesehatan digital yang dapat diakses secara luas.
“Tantangannya adalah bagaimana mengintegrasikan temuan ilmiah ini ke dalam layanan kesehatan digital,” jelasnya.
Ia juga membahas aplikasi mobile yang telah dikembangkan untuk membantu pasien menjalani program puasa dengan aman dan efektif.
Sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator Dr Audy Meutia Ariana SpPD menambah dinamika diskusi. Pertanyaan menarik seperti strategi adopsi teknologi digital di kalangan tenaga kesehatan senior dan keamanan data pasien dalam sistem kesehatan digital menjadi sorotan utama.
Meskipun diselenggarakan secara daring, konferensi ini tetap menjadi ajang networking yang produktif. Peserta dapat berinteraksi melalui fitur chat dan breakout room, bahkan beberapa peserta merencanakan kolaborasi penelitian lintas negara setelah acara ini.
Dr Ulaa Haniifah sebagai host acara, menyatakan bahwa konferensi ini membuka wawasan tentang potensi besar teknologi digital dalam merevolusi layanan kesehatan.
“Namun, kita juga diingatkan bahwa teknologi hanyalah alat. Kuncinya tetap pada kolaborasi, integrasi, dan fokus pada kebutuhan pasien,” ujarnya.
Ketua Pelaksana yang juga Kepala Unit Kerjasama Fakultas Kedokteran UM Surabaya menyebutkan bahwa konferensi 1st HARMONICA ini menandai langkah awal signifikan dalam diskusi dan kolaborasi internasional di bidang manajemen kesehatan dan kedokteran multidisiplin.
Panitia penyelenggara berencana menjadikan HARMONICA sebagai acara tahunan. “Harapannya dapat menghadirkan lebih banyak pembicara internasional dan memperluas cakupan topik di masa mendatang,” ungkap Dr. Era Catur.
Konferensi ini sekaligus memperkuat posisi UM Surabaya sebagai institusi pendidikan kedokteran terkemuka yang berkomitmen pada inovasi dan kolaborasi internasional.
“Dengan semangat ini, masa depan layanan kesehatan yang lebih baik dan lebih aksesibel tampak semakin dekat di depan mata,” pungkas Dr. Catur.
Penulis Rahma Ismayanti Editor Zahra Putri Pratiwig